Padang-Kemenkes Poltekkes Padang dan Puskesmas Anak Air Kota Padang menjalin Kerjasama dalam pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi, salah satunya adalah pengabdian kepada masyarakat (pengabmas). Kegiatan dilaksanakan di Teratai, Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.
Kegiatan ini dalam upaya peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang TBC. Kegiatan dilaksanakan oleh tim pengabmas Dosen Jurusan Keperawatan yang diketuai oleh Ns. Verra Widhi Astuti, M.Kep., dengan anggota Ns. Wira Heppy Nidia, S.Kep.MKM, dan Ns. Lola Felnanda Amri, M.Kep. serta melibatkan mahasiswa Jurusan Keperawatan Kemenkes Poltekkes Padang.
“Menurut WHO (2021) Indonesia menduduki peringkat kedua kasus TBC di dunia. Pandemi covid-19 yang terjadi pada tahun 2020 mengakibatkan penurunan capaian dalam menyediakan layanan TB paru,” kata Ns. Verra Widhi Astuti, kepada topsatu.com, Sabtu (20/7/2024).
Ia mengatakan, dampak yang paling terlihat adalah penurunan yang sangat besar dalam penemuan kasus baru yang terdiagnosis dan dilaporkan dari 7,1 juta pada tahun 2019 menjadi 5,8 juta pada tahun 2020, penurunan 18% kembali ke tingkat tahun 2012. Sebanyak 16 negara menyumbang 93% dari pengurangan ini, dengan India, Indonesia dan Filipina yang terkena dampak terparah,” tambahnya.
Kasus TBC di Kota Padang sendiri termasuk cukup tinggi. Puskesmas dengan kasus TB tertinggi diantaranya adalah Puskesmas Andalas, Lubuk Buaya, Air Dingin, Belimbing, dan Anak Air.
Berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung jawab program TB di Puskesmas Anak Air, Ns. Mitha Angelina Mayestika, S.Kep, terdapat kendala dalam penemuan kasus dan keberhasilan pengobatan. Diantaranya adalah masyarakat menutup diri dikunjungi petugas kesehatan jika di curigai TB paru karena malu atau takut sehingga menghambat penemuan kasus dan capaian pengobatan.
“Deteksi kasus dan pengobatan secara tuntas penyakit TBC, merupakan kunci utama penanganan kasus TBC dan hal ini membutuhkan kerjasama baik dari individu, tenaga kesehatan, dan masyarakat,” tambahnya.
Individu dengan suspek TBC atau terkonfirmasi positif TB, mempunyai peranan penting dalam deteksi kasus yaitu dengan mengunjungi pelayanan kesehatan setelah merasakan gejala TBC yang biasa disebut dengan perilaku pencarian kesehatan.
Verra Widhi Astuti dalam penelitiannya tahun 2022 melaporkan, bahwa kesadaran masyarakat tentang TBC masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan kurangnya perilaku pencarian kesehatan TB paru yang ditandai dengan sedikitnya masyarakat yang mencari pelayanan kesehatan, ketika masih merasakan gejala ringan (38%) dan lebih banyak yang mencari pelayanan kesehatan setelah muncul tanda-tanda penyakit atau gejala penyakit yang parah.
Kegiatan pengabmas dosen berupa edukasi kesehatan tentang TBC dilakukan selama 2 (dua) sesi. Sesi pertama tentang gambaran umum TBC yang disampaikan oleh Ns. Verra Widhi Astuti, M.Kep. dan sesi ke-2 tentang pemeriksaan dan pengobatan TBC oleh Ns. Mitha Angelina Mayestika, S.Kep.
Masyarakat juga mendapatkan booklet “Warga Tangguh TBC” yang berisi informasi tentang TBC, sebagai bahan bacaan dan sumber informasi TBC. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang TBC sehingga angka penemuan kasus dan pengobatan TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air meningkat. (Hendri)