BANDUNG – Tak ada suara tuttt….tuuttt…tuttt seperti kereta api layaknya saat bergerak. Tapi gerbong merah putih dengan moncong lancip bergerak perlahan dari Stasiun Halim Jakarta menuju pemberhentian di Stasiun Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
Berada di dalam gerbong serasa mobil. Tak ada guncangan. Air dalam botol mineral tak bergerak. Menakjubkan.
Jarak yang mesti dilalui sekitar 142 Km dengan waktu tempuh sekitar 30 menitan. Whoosh….345 Km/jam, kereta melaju cepat.
Jarak 30 menitan itu sama dengan saat tidur dalam perjalanan. Sekejap. Tahu-tahu sudah sampai di tujuan. Apalagi kursi di dalam gerbong empuk. Makin nyaman dibuatnya. Ada pula bantal sandaran. Sayang juga, ada oknum penumpang beberapa waktu lalu mencuri bantal tersebut.
“Sebentar lagi kita akan melalui terowongan terpanjang, 4,2 kilometer,” informasi dari petugas whoosh melalui pengeras suara. Tak sampai 1 menit terowongan panjang itu pun dilalui. Cepat sekali.
Di sepanjang perjalanan terlihat bangunan pabrik, rumah warga, sawah membentang. Bukit-bukit dan gedung menjulang silih berganti. Takjub.
Kereta api padang – PAriaman saja sudah merasa cukup nyaman untuk menumpanginya. Jauh dari macet, dan waktu tempuhnya sudah terjadwal.
Ris salah seorang penumpang asal PAriaman saat menjajal whoosh, Rabu (7/8) terpesona dengan kecepatannya. Sebelumnya ia tidak bisa membayangkan seberapa cepat laju Whoosh. Ternyata memang kencang.
“Iya sebenar kencang. Pemandangan perjalanan dari Halim ke Bandung juga mempesona. Sayang kalau dilewatkan,” katanya.
Tiket
Untuk naik Whoosh sekali perjalanan di kelas rendah sebesar Rp150 ribu. Tiket bisa dibeli melalui mesin yang ada di stasiun juga melalui petugas stasiun.
Baik mesin atau petugas, akan memberikan selembar tiket Whoosh seukuran ATM. Di dalamnya ada informasi nama stasiun, jam berangkat sampai tempat duduk.