Padang – Media massa memiliki peran penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Oleh sebab itu, media harus tetap mempertahankan jati diri sebagai pilar demokrasi bangsa.
Hal tersebut diungkapkan Ketua DPRD Sumbar, Supardi saat upacara HUT Kemerdekaan RI Ke- 79 Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sumbar, Sabtu (17/8) di halaman kantor KPID.
Supardi mengatakan, media massa mempunyai peran penting dalam perjuangan kemerdekaan, terutama menyampaikan informasi. Lembaga penyiaran merupakan pondasi awal dalam memberikan informasi kepada dunia bahwa bangsa Indonesia sudah merdeka.
“Saya berharap teman-teman radio dan televisi tetap mempertahankan jati dirinya sebagai pejuang pilar demokrasi,” ujarnya.
Ditambahkan Supardi, pada usia ke 79 kemerdekaan RI, semua unsur harus memperbanyak intropeksi diri, karena sudah banyak pengalaman dan kejadian yang dialami bangsa Indonesia. Semua hal tersebut mesti dijadika pelajaran ke depan agar bangsa Indonesia lebih maju,mandiri dan merdeka dari berbagai tekanan dari negara lain.
“Khusus di Sumbar, kita mesti memaknai 79 tahun kemerdekaan dengan upaya menjadi Provinsi yang madani. Selain itu bagaimana kita bisa melahirkan kembali tokoh – tokoh besar seperti yang pernah dilahirkan di ranah Minang,” ujarnya.
Ditambahkan Supardi, Sumbar yang dikenal sebagai Ranah Minang, merupakan daerah yang banyak melahirkan tokoh-tokoh besar bangsa, diantaranya seperti M Nasir hingga Agus Salim.
“Sumbar dikenal dengan industri otak. Mudah – mudahan di usia 79 ini nanti banyak bermunculan tokoh baru dan Sumbar bisaebih maju dari provinsi – provinsi lain,” ujarnya.
Sementara itu Ketua KPID Sumbar, Robert Cenedy yang menjadi inspektur upacara mengatakan, dalam menuju kemerdekaan, berbagai rintangan dan tantangan telah dihadapi. Namun, semangat gotong royong dan kebersamaan mampu mengatasi segala rintangan.
“Saat ini kita juga dihadapkan pada berbagai persoalan global dan nasional yang memerlukan kerja sama tekad yang kuat untuk mengatasinya,” ujarnya.
Ditambahkan Robert, perkembangan teknologi informasi saat ini menambah ruang lingkup penyiaran. Tantangan penyiaran ke depan lebih besar, ragam program akan semakin banyak dengan segmentasi yang ketat.
“Kita juga merasakan perubahan fundamental dalam struktur penyiaran. Adanya media baru, dengan dukungan teknologi dan kemudahan akses oleh publik untuk memperoleh informasi ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagaimana literasi di praktikkan,” ujarnya.