Ekos Albar: Carilah Pemimpin yang Berproses dengan Perjuangan

Cawagub Sumbar Ekos Albar

 

Limapuluh Kota–Calon Wakil Gubernur Sumbar, Ekos Albar, bersilahturahmi dengan kelompok yasin di beberapa nagari di Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Selasa (24/9/2024) malam. Di hadapan seratusan ibu-ibu itu Ekos bercerita banyak, terutama tentang perjuangannya terjun di dunia politik hingga akhirnya memutuskan ikut di Pilgub 2024.

Ekos mengatakan bahwa ia bersama Epyardi Asda bertekad membuat semangat baru untuk Sumbar. Mereka menuangkan semangat itu dalam visi “Mambangkik Batang Tarandam, Menjadikan Sumbar sebagai Provinsi Terbaik di Sumatera”.

Karena itu, Ekos meminta restu kepada ibu-ibu kelompok yasin dalam perjuangan barunya di dunia politik sebagai calon Wakil Gubernur Sumbar. Ia menyampaikan bahwa perjuangan tersebut merupakan perjuangan untuk mengabdi kepada masyarakat.

Ekos kemudian bercerita Lima Puluh Kota bukan daerah asing baginya karena ia dibesarkan di kabupaten itu. Ia bahkan beberapa kali ikut dalam iven politik di Lima Puluh Kota.

“Tahun 2009, sewaktu mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Dapil II, saya juga berkampanye di sini. Tapi, Allah belum memberikan jalan bagi saya untuk duduk di kursi DPR. Tahun 2010 saya maju sebagai calon Bupati Lima Puluh Kota, tapi belum juga mendapatkan amanah. Tahun 2019 maju lagi sebagai calon anggota DPR RI. Juga belum jadi,” tuturnya.

Pada 2022, kata Ekos, ia akhirnya menjadi Wakil Wali Kota Padang melalui rapat paripurna di DPRD Padang.

“Itulah perjuangan saya dalam politik. Semuanya tidak bisa instan, tidak bisa langsung jadi,” tuturnya.

Ekos mengakui bahwa perjalanan karirnya dalam politik tidak terlepas dari semangat yang didapatkan dari orang-orang terdekatnya.

“Saya diberi semangat oleh orang-orang terdekat saya sehingga tidak jadi patah semangat walau berkali-kali mencoba. Mungkin seperti Pak Prabowo, yang sekian kali mencoba, barulah menang menjadi Presiden Indonesia,” ucap Ekos.

Ekos berpesan kepada kelompok yasin di Lima Puluh Kota untuk mencari pemimpin yang berlatar belakang dan perjuangan yang penuh proses.

“Kalau kita akan memilih pemimpin, carilah pemimpin yang berproses dengan perjuangan. Kalau tiba-tiba datang, sesudah itu mau menjadi kepala daerah, itu rasanya kita terlalu sia-sia memberikan pilihan,” tuturnya.