Padang Bagoro, Strategi Hendri Septa Bikin Kota Padang Bebas dari Sampah

PADANG – Kota Padang sudah merasakan gebrakan luar biasa melalui program ‘Padang Bagoro’, yang dilahirkan Hendri Septa semasa menjabat sebagai Walikota Padang. Tak cuma aksih bersih-bersih sampah, Padang Bagoro juga menjadi wadah silaturahmi antar sesama warga mulai dari tingkat rukun tetangga. Warga pun, menyatukan dalam harmoni kebersihan.

Program Padang Bagoro berpegang pada tiga prinsip utama yakni, dilaksanakan serentak sekali sebulan, lalu melibatkan seluruh anggota keluarga, dan berfokus pada lingkungan sekitar rumah. Ketiga pilar ini, lalu menjadi fondasi keberhasilan yang luar biasa dimasa kepemimpinan Hendri Septa. Lebih dari sekadar membersihkan lingkungan, inovasi Padang Bagoro ini, sudah menjadi arena transformasi pola pikir masyarakat hingga revolusi pandangan terhadap tanggung jawab individu dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Prinsip kedua, yaitu melibatkan keluarga sebagai satu kesatuan, menghadirkan kehangatan dalam setiap langkah pembersihan. Program ini tidak hanya mempertemukan tetangga, tetapi juga mempererat tali silaturahmi dan menghidupkan kembali semangat gotong-royong. Padang Bagoro merupakan kunci efektif untuk menghidupkan kembali hubungan silaturahmi dan menjadi solusi merekatkan hubungan baik dengan tetangga sekitar ditengah disrupsi era digital dan menjamurnya gawai-gawai pintar nan murah harganya.

Prinsip ketiga Padang Bagoro, adalah melibatkan anak-anak sebagai agen perubahan. Ini, merupakan langkah strategis untuk menanamkan budaya bersih dan gotong-royong sejak dini. Agar mereka sebagai generasi penerus tumbuh dengan kepedulian terhadap kebersihan dan keindahan lingkungan.

Bagi Hendri Septa, selain menjadi solusi persoalan sampah dan bikin kota Padang kian bersih dan indah, tujuan dari program Padang Bagoro ini juga membangun fondasi perilaku positif dalam kehidupan masyarakat. Komitmen Hendri Septa, apabila pada Pilkada 2024 ini, warga Padang memberikan amanah kepada dirinya dan Hidayat menjadi pemimpin untuk lima tahun kedepan, maka Padang Bagoro akan terus dilanjutkan bahkan akan digerakkan secara masif lagi.

Hendri dan Hidayat berkeinginan dengan semangat Padang Bagoro, Kota Padang tak hanya bersih dari sampah, namun juga tertanam nilai-nilai kebersamaan dan keberlanjutan. Kini, Program Bagoro masih terus berlanjut. Bahkan Pemerintah kota Padang malah meningkatkan pelayanan dengan menyediakan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Mobile untuk memudahkan warga Padang membuang sampah terutama di pagi hari.

TPS Mobile itu, merupakan kendaraan dump truk milik DLH Padang yang siap menampung sampah warga. Mobil dump truk itu ditempatkan di tiga titik di Kota Padang yakni di Jembatan Baru Kuranji, di samping Basko dekat Stasiun Kereta Api, serta di Simpang Kalumpang, Lubuk Buaya dengan jam operasi selama lebih kurang empat jam. Mulai dari pukul 05.00 pagi hingga pukul 08.45 WIB.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, Fadelan Fitra Masta pada suatu kesempatan terpisah mengatakan, Padang Bagoro terus dilanjutkan. “Program baik ini terus berlanjut dan dipertahankan karena bermanfaat,” ujarnya.

Menurut Fadel, Padang Bagoro bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dalam upaya pengurangan sampah.
Upaya pengurangan sampah merupakan bagian dari upaya pengelolaan sampah yang targetnya adalah 30 persen dari timbunan sampah Kota Padang yang mencapai 647 ton per hari. Sedangkan, sisanya 70 persen merupakan target penanganan sampah.

Berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2008 yang kemudian diturunkan dalam Perda Kota Padang Nomor 21 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah, pengurangan sampah meliputi upaya pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. “Sedangkan, penanganan sampah meliputi, pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan akhir sampah. Fadel mengatakan Padang Bagoro membantu mengurangi sampah yang masuk ke tempat pemrosesan akhir (TPA). “Di samping itu, juga mengurangi sampah tidak terkelola yang masuk ke perairan sungai dan laut melalui penghilangan TPS liar,” ujarnya.

Salah satu kuncinya, sebut Fadel, pemilahan sampah-sampah harus dipilah dari sumbernya, sehingga sebagian bisa dimanfaatkan, dan tidak semua akan diangkut ke TPA. Menurut Fadel, Padang Bagoro membawa dampak positif yaitu secara langsung berupa meningkatnya kebersihan lingkungan di Kota Padang, menurun drastisnya wabah penyakit akibat sanitasi buruk, seperti DBD, malaria.

“Dampak yang utama adalah meningkatnya kepedulian, perhatian, dan atensi banyak pihak terhadap kebersihan lingkungan,” ujarnya. Program Padang Bagoro mendapat apresiasi dari salah satu majalah terkemuka ibukota, yakni majalah Tempo. Hal ini disampaikan Hendri Septa, sewaktu menjabat walikota Padang seusai membuka kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Koto Tangah, Rabu (28/02/2024).