Oleh Farah Mahsa Jones M, S.Gz
Mahasiswa S2 Ilmu Gizi Universitas Andalas
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia atau biasa disebut silentkiller. Menurut Badan Kesehatan Dunia atau World HealthOrganization (WHO) tahun 2018 sebanyak 26,4% atau sebanyak 972 juta orang mengalami hipertensi dan berkemungkinan akan terus mengalami peningkatan pada tahun 2025 hingga 29,2%. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di Negara maju dan 639 juta berada di Negara berkembang, termasuk Indonesia. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, di Indonesia diperoleh sebesar 10,2% menjadi faktor risiko tertinggi keempat penyebab kematian. Diperoleh dari data SKI (Survei Kesehatan Indonesia) 2023 prevalensi hipertensi sebesar 30,8 %.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit tidak menular yang banyak ditemukan pada lansia. Semakin meningkat usia seseorang maka tekanan darahnya akan semakin tinggi. Hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan darah sistolik berada diatas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, penderita hipertensi sering tidak menyadari gejala dari penyakitnya. Berbagai faktor dapat menyebabkan terjadinya hipertensi yaitu faktor yang tidak dapat diubah seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, keturunan, riwayat keluarga. Sedangkan faktor yang dapat diubah seperti kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebih, kebiasaan makan tidak sehat atau konsumsi lemak, natrium, kalium yang tinggi, stres, konsumsi kopi dan kurangnya aktivitas fisik.
Berbagai faktor penyebab terjadinya hipertensi seperti obesitas, kelebihan asupan yang dapat mempengaruhi perubahan pada tekanan darah, pola makan yang tidak baik, aktivitas fisik yang kurang serta mengkonsumsi alkohol secara berlebihan. Terdapat dua faktor resiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi menurut Kemenkes RI (2019) yaitu faktor resiko yang dapat diubah dan faktor resiko yang tidak dapat diubah.
Anjuran konsumsi gula per hari yaitu kurang dari 50 gram atau 4 sdm per hari. Makanan yang mengandung gula seperti gula merah, gula pasir, selai, permen, sirup. Asupan gula yang tinggi merupakan faktor utama penyebab kenaikan berat badan dan obesitas. Obesitas berisiko dua kali lipat mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit kronis sepertiserangan jantung koroner, stroke, diabetes melitus (kencing manis) dan hipertensi (tekanan darah tinggi). Tingginya asupan fruktosa dapat membahayakan efek regulasi asupan makanan sehingga tidak menimbulkan rasa kenyang dan menyebabkan lemak bertumpuk didalam tubuh. Apabila leptin didalam darah meningkat maka menyebabkan kadar insulin menurun sehingga dapat mengurangi nafsu makan, tetapi ketika kadar leptin didalam darah rendah maka nafsu makan tidak dapat terkontrol dan menyebabkan terjadinya obesitas. Obesitas dan penumpukan lemak didalam tubuh ini yang dapat menyebabkan meningkatnya resiko tekanan darah menjadi tinggi sehingga terjadi hipertensi.
Asupan Garam : Faktor Risiko Hipertensi
Anjuran konsumsi garam per hari yang direkomendasikan yaitu kurang dari 5 gram atau 1 sdt per hari. Makanan yang mengandung garan tinggi dapat diperoleh dari makanan yang diawetkan, gorengan, ikan laut dan ikan teri. Selain itu, mengkonsumsi makanan seperti biskuit, keripik, kecap, sambal serta makanan-makanan olahan tanpa disadari makanan tersebut termasuk kedalam makanan yang memiliki natrium yang tinggi. Mengkonsumsi garam berlebih dapat menyebabkan cairan dalam tubuh meningkat yang mengakibatkan penyumbatan arteri.Sehingga menyebabkan volume darah meningkat dan menyebabkan katidakseimbangan cairan didalam tubuh. Penyempitan pembuluh darah karena peningkatan curah jantung, volume plasma, hipertropi sel adiposit karena proses lipogenik jaringan lemak secara terus-menerus akibat dari tingginya asupan natrium pada tubuh. Natrium didalam tubuh yang lebih dari batas normal tubuh menahan air sehingga menyebabkan volume dan tekanan darah menjadi tinggi.
Asupan Lemak : Faktor Risiko Hipertensi
Anjuran konsumsi lemak yang yaitu sebanyak 67 gram atau 5 sendok makan. Lemak dapat ditemukan dalam makanan olahan, makanan cepat saji, dan produk hewani. Mengkonsumsi lemak dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan penumpukan lemak tubuh sehingga menyebabkan obesitas. Faktor risiko ini dapat meningkatkan tingginya tekanan darah yang memicu terjadinya hipertensi. Asupan lemak yang tinggi didalam tubuh menyebabkan tingginya kadar kolesterol LDL sehingga menyebabkan terjadinya penimbunan lemak. Pada pembuluh darah kolestrol tersebut dapat melekat sehingga semakin lama menyebabkan terbentuknya plak yang menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah atau disebut aterosklerosis. Aterosklerosis pada pembuluh darah tersebut menyebabkan pembuluh darah menjadi kurang elastisitas sehingga aliran darah keseluruh tubuh menjadi terganggu sehingga memicu meningkatnya volume darah dan tekanan darah yang dapat menyebabkan hipertensi
Cara mencegah Tekanan Darah Tinggi
Untuk mencegah dan mengontrol tekanan darah yaitu dengan mengurangi dan mengelola stress, makanan yang sehat yang terdiri dari banyak buah dan sayuran, membatasi asupan natrium, mengurangi olahan makanan dengan cara digoreng, tinggi garam, mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis, asupan gula, kopi dan melakukan aktivitas fisik yang cukup. Olahraga dapat memperkuat tekanan jantung dan pembuluh darah serta membantu pengaturan berat badan. Kegiatan latihan fisik sehari-hari yang dilakukan seseorang secara teratur agar dapat memberikan kebugaran jasmani dalam seminggu minimal 30- 45 menit menit/3-4 kali semingguSelain itu, menjaga konsumsi gula, garam, dan lemak secara tidak berlebihan dapat mencegah berbagai masalah kesehatan salah satunya hipertensi (tekanan darah tinggi). (***)