Ketika Mereka Semua Merekomendasikan BlueBird

Taksi BluueBird menunggu penumpang

Hendri Nova
Wartawan Topsatu.com

“Maaf Mas, tiket menuju Padang esok hari hanya ada jadwal pagi pukul 04.00 WIB. Mau tidak mau Mas harus sudah meninggalkan hotel satu atau dua jam sebelum itu, agar bisa menghindari macet,” kata Nia, Humas Panitia acara kepadaku di pesan Whatsapp.

“Jadi nanti Mbak atau staf lainnya yang mengantar saya ke bandara?” tanyaku sedikit panik, karena malam ini terpaksa tidur di jalan.

“Ngak ada yang bisa ngantar Mas, nanti saya titip taksi BlueBird pada CS hotel di depan. Nanti Mas ambil sama mereka ya…” katanya lagi.

“Oke deh Mbak, alamat harus begadang saya malam ini,” ucapku sambil mengambil nafas dalam.
“Maaf sekali lagi ya Mas. Jangan lupa fotokan semua bukti tiket, struk pembayaran pada saya ya,” katanya lagi.
“Ya baiklah,” jawabku sambil menutup telepon.

Malam itu saya langsung berkemas dan menyiapkan segala sesuatunya. Saya stel alarm, agar nanti bisa membangunkanku di jam yang tepat.

Rasanya saya hanya tidur satu jam, begitu suara alarm bergetar dan melengking keras. Aku segera mandi, berpakaian lalu turun lift menuju meja CS.

Tiket BlueBird ada dalam amplop putih yang diberikan CS padaku. Dengan dibantu satpam hotel, tak lama taksi BlueBird datang dan saya langsung naik menuju bandara.

Bukan kali ini saja sebenarnya yang mengharuskan saya naik BlueBird ke Bandara. Humas-humas sebelumnya juga ada yang berperilaku sama, dan semuanya membekali saya dengan tiket BlueBird.

“Hanya dengan BlueBird, kami merasa aman melepas Mas Hendri dan peserta lainnya di #SetiapKilometerBerarti. Hanya dengan BlueBird yang memenuhi Standar Nyaman Indonesia (SNI),” kata Nia.

Apa yang diucapkan Nia, sama persis dengan humas lainnya. “Kalau mau yang SNI ya harus naik BlueBird,” katanya.

“Okelah, saya akan gunakan Bluebird,” jawabku.