Padang — Latihan Gabungan Kesiapsiagaan Bencana Pemerintah Kota (Pemko) Padang bersama Badan SAR Nasional (Basarnas) meningkatkan kesiapsiagaan potensi bencana gempa megathrust di kawasan Mentawai-Siberut-Pagai, Sumatra Barat. Latihan gabungan itu digelar di Lapangan APEKSI Balai Kota Padang, Kamis (31/10/2024).
Hadir dalam kegiatan ini Kepala Basarnas RI, Marsekal Madya TNI Kusworo, Plt Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, Pj Wali Kota Padang Andree Algamar, Komandan Lantamal II Teluk Bayur Padang, Komandan Lanud Sutan Syahrir, Komandan Resor Militer 032 Wirabraja, Kapolda Sumbar, dan sejumlah Kepala Basarnas daerah tetangga, serta para penggiat kebencanaan, organisasi dan stakeholder dari berbagai lembaga lain.
Kepala Basarnas RI, Marsekal Madya TNI Kusworo menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak dalam kesiapsiagaan menghadapi potensi megathrust.
“Kolaborasi antarinstansi sangat dibutuhkan dalam penanggulangan bencana. Latihan gabungan ini diadakan untuk memastikan kesiapan semua pihak terhadap potensi bencana megathrust dan tsunami,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa sesuai UU No. 29 Tahun 2014, Basarnas memiliki tanggung jawab utama untuk mencari, menolong, menyelamatkan, dan mengevakuasi korban.
“Periode Januari hingga September 2024, Basarnas telah melaksanakan lebih dari 1.800 operasi SAR, menyelamatkan puluhan ribu korban di seluruh Indonesia. Di Padang sendiri, 54 operasi SAR telah digelar dengan hasil menyelamatkan 1.495 orang,” tambahnya.
Marsekal Kusworo juga mengapresiasi upaya kolaboratif antara Basarnas, TNI/Polri, pemerintah daerah, dan masyarakat.
“Dengan kesiapsiagaan yang lebih tinggi dan dukungan berbagai komponen masyarakat, kita bisa mengurangi risiko korban jiwa dan meningkatkan rasa aman masyarakat,” ungkapnya.
Ia berharap latihan gabungan ini tidak hanya menguatkan kesiapsiagaan, tetapi juga berdampak pada aspek ekonomi daerah, khususnya pariwisata yang aman dan terlindungi.
Pj Wali Kota Padang, Andree Algamar menyatakan bahwa kesiapsiagaan bencana merupakan tanggung jawab bersama yang perlu mendapat perhatian serius dari seluruh elemen masyarakat.
“Bencana adalah urusan kita bersama. Dalam skala lebih besar, kami mendorong sinergi dan kolaborasi pentahelix antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, media, dan masyarakat, untuk bersama-sama dalam upaya pengurangan risiko bencana,” tegasnya.
Andree juga berharap latihan bersama ini dapat menjadi dasar untuk mengukur kesiapan sumber daya manusia dan peralatan.