Padang -Sumatera Barat (Sumbar) mengalami inflasi pada Oktober 2024, dipicu kenaikan harga komoditas pangan seperti bawang merah dan daging ayam ras. Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar, Mohamad Abdul Majid Ikram, kenaikan harga bawang merah disebabkan oleh penurunan produksi lokal serta berakhirnya masa panen di Jawa Tengah.
Sementara harga daging ayam ras mengalami peningkatan akibat terbatasnya pasokan dari daerah sentra, keterbatasan bibit Day Old Chicken (DOC), dan meningkatnya biaya produksi.
“Selain faktor pangan, kenaikan harga emas perhiasan juga turut berkontribusi terhadap inflasi Sumbar,” katanya, seperti dalam rilis yang diterima Rabu (6/11).
Ia mengatakan, hal ini sejalan dengan tren kenaikan harga emas dunia, akibat ketidakpastian geopolitik dan kebijakan moneter Amerika Serikat.
“Meskipun demikian, inflasi Sumbar berhasil tertahan oleh penurunan harga beberapa komoditas pangan lainnya seperti cabai rawit, cabai merah, dan kentang,” tambahnya.
Untuk mengendalikan inflasi, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumbar telah melakukan berbagai upaya, antaranya melakukan operasi pasar di daerah-daerah yang mengalami tekanan harga yang signifikan.
Kemudian melakukan pemantauan harga dan ketersediaan pasokan melalui sidak pasar, memberikan subsidi ongkos angkut untuk memperlancar distribusi komoditas pangan, mendistribusikan beras SPHP dan stok pangan komersial melalui Bulog.
“Terakhir melakukan rapat koordinasi TPID dan meningkatkan komunikasi dengan masyarakat terkait pentingnya diversifikasi pangan, konsumsi produk olahan, konsumsi pangan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) hingga pengendalian ekspektasi inflasi masyarakat di berbagai kanal media massa,” ungkapnya.
Ke depan, TPID Sumatera Barat akan terus berkomitmen dalam menjaga stabilitas laju inflasi melalui strategi 4K, yaitu ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi efektif.
“Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, diharapkan inflasi Sumbar dapat terkendali dan pertumbuhan ekonomi dapat terus berjalan dengan baik,” tutupnya. (by)