Oleh Tomi Hendra, M.Sos
Dosen Komunikasi UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, di hari yang istimewa ini, Jumat (29/11/2024) berusia 58 Tahun. Tentu ini bukanlah usia yang muda. Perjalanan panjang yang penuh tantangan telah dilewati dengan membawa sejuta harapan. Pada dies natalis kali ini UIN Bukittinggi mengusung tema ”manjapuik nan tingga, mangumpuakan nan taserak”. Hampir enam dekade berdirinya Perguruan Tinggi ini terus mengoptimalkan potensi yang ada. Menyatukan berbagai elemen yang terpisah, agar bisa maju dan lebih kuat lagi di masa mendatang. Dibalik tema yang dihadirkan tentu menimbulkan tanda tanya besar bagi kita semua, pesan apa yang ingin disampaikan?
Manjapuik Nan Tingga: Mengoptimalkan Potensi yang Masih Tersisa
“Manjapuik nan tingga”, ini menggambarkan upaya untuk menggali serta mengoptimalkan potensi yang ada, karena belum tereksplorasi sepenuhnya. Meskipun UIN Bukittinggi saat ini telah banyak meraih prestasi dan kemajuan dalam bidang pendidikan, riset, pengabdian masyarakat dan pembangunan, namun itu bukanlah akhir dari sebuah perjalanan, lebih dalam lagi, ternyata masih banyak aspek yang perlu digali untuk memaksimalkan potensi institusi ini. Saya sebagai bahagian dari UIN Bukittinggi patut berbangga, di usia ke-58 UIN Bukittinggi telah berkembang pesat dengan ribuan alumni yang tersebar di berbagai sektor.
Namun perlu disadari kembali, bahwa zaman yang semakin kompetitif dan tantangan semakin besar tidak bisa dipungkiri. Maka dari itu Rektor besama jajaran pimpinan, perlu memikirkan bagaimana pendidikan di UIN Bukittinggi tetap relevan dan mampu menghadapi kebutuhan global yang terus berkembang.
Dalam konteks ini, manjapuik nan tingga merupakan langkah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, memperkuat kolaborasi riset baik nasional maupun internasional, serta merespons dinamika perubahan yang terjadi. Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan, bagaimana UIN Bukittinggi untuk dapat mendorong mahasiswa dan para dosen agar lebih aktif dalam penelitian yang relevan, inovatif dan pengembangan ilmu pengetahuan yang bernilai kebermanfaatan bagi masyarakat luas.
Selain itu, UIN Bukittinggi perlu memperhatikan tentang bagaimana memberikan perhatian lebih, dalam pengembangan soft skills dan keterampilan praktis pada mahasiswa. Hal ini tentunya yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja saat ini, serta harus dapat memastikan bahwa lulusannya siap menghadapi tantangan industri dan dunia kerja yang semakin kompleks.
Mangumpuakan Nan Taserak: Menyatukan Potensi yang Terpisah
“Mangumpuakan nan taserak”, menggambarkan pentingnya menyatukan potensi yang ada dalam berbagai elemen yang terpisah baik di dalam maupun di luar kampus. UIN Bukittinggi telah berkembang menjadi kampus yang besar, dengan 4 Fakultas, 1 Program Pascasarjana dan 32 Program Studi yang tersebar, mulai dari Strata I, Strata II dan Strata III, bahkan predikat unggul melekat pada akreditasi AIPT dan pada beberapa Program Studi yang ada saat ini. Namun semua itu tentulah belum cukup, karena masih ada potensi yang masih terabaikan. Maka untuk itu, sudah saatnya bagi UIN Bukittinggi untuk lebih memperkuat integrasi dan kolaborasi antara seluruh civitas akademika, dosen, mahasiswa, alumni, dan staf serta dengan berbagai pihak eksternal, seperti dunia industri, pemerintah, dan masyarakat, bahkan membangun kerjasama internasional.
Salah satu bentuk wujud dari mangumpuakan nan taserak yaitu memperkuat kerjasama antara UIN Bukittinggi dengan alumni di berbagai sektor. Alumni merupakan aset yang paling berharga, tapi kenyataannya selama ini mereka mungkin belum sepenuhnya dilibatkan dalam pengembangan kampus. Padahal, alumni memiliki banyak potensi untuk berkontribusi, baik dalam hal pengembangan kurikulum, program magang, maupun pendanaan riset. Dengan memperkuat jaringan alumni dan melibatkan mereka, UIN Bukittinggi dapat menciptakan ekosistem yang lebih solid dan saling mendukung, termasuk membangun kerjasama internasional.
Di samping itu, UIN Bukittinggi harus mampu memperkuat peran kampus dalam memberikan solusi bagi masalah sekitar. Perguruan Tinggi ini memiliki banyak potensi untuk terlibat aktif dalam masyarakat. Dengan mengoptimalkan potensi mahasiswa dan dosen, bahkan kehadiran Guru Besar yang siknifikan saat ini, sudah seharusnya UIN Bukittinggi bisa lebih berperan dalam membantu memecahkan persoalan sosial dan menjadi rujukan bagi masyarakat.
Menuju UIN Bukittinggi yang Lebih Terintegrasi dan Berdaya Saing
Sebagai Perguruan Tinggi yang memiliki visi untuk menjadi Universitas unggul dalam keislaman dan sains teknolgi berbasis kearifan lokal yang bertaraf Internasional pada tahun 2047. UIN Bukittinggi perlu terus memperkuat identitasnya sebagai lembaga yang tidak hanya mencetak sarjana, tetapi juga mencetak insan yang memiliki moralitas tinggi, kemampuan analitis, dan kualitas yang bagus.
Maka sudah seharusnya Dies Natalis UIN Bukittinggi yang ke-58 ini menjadi sebuah momentum penting untuk merenung, merancang, serta menyusun langkah startegis untuk ke depan. Semoga dengan semangat yang terus tumbuh, UIN Bukittinggi bisa terus berinovasi, berkontribusi dalam membangun masyarakat, serta melahirkan generasi yang cerdas, tangguh, dan berdaya saing di masa depan. (***)