Bawaslu Sumbar Gelar Rakor Evaluasi Hasil Pengawasan Pilkada Serentak 2024

Bukittinggi – Bawaslu Sumatera Barat menggelar rapat kordinasi bersama stakeholder dalam rangka evaluasi hasil pengawasan pemilihan serentak 2024, Senin (23/12).

Rakor selama dua hari di Hotel Grand Royal Denai Bukittinggi itu mendatangkan narasumber dari sejumlah akademisi, praktisi pemilu dan Bawaslu Sumbar.

Ketua Bawaslu Sumbar Alni mengatakan pada kegiatan rakor itu pihaknya memaparkan hasil pengawasan yang dilakukan oleh Bawaslu terhadap tahapan tahapan pemilihan kepala daerah serentak 2024 .

Setelah itu dilakukan kajian apa apa saja yang perlu dilakukan perbaikan kedepan pada setiap tahapan pengawasan tersebut

“Kita berharap dari hasil rakor ini tentunya kedepan dapat dilakukan perbaikan perbaikan baik terhadap sistem pemilu maupun sistim pengawasan pemilihan itu,” ujarnya

Menurut Alni, setiap periodisasi pemilihan itu ada dinamika dinamika yang terjadi baik pada pelaksanaan tahapan dan pelaksanaan pengawasan, terlebih lagi berkaitan dengan peserta pemilihan yang mengikuti proses tahapan pemilihan itu.

“Dalam rangka itulah dilakukan evaluasi untuk perbaikan baik sistim, manajemen, dan perbaikan tugas tugas pengawas , agar pelaksanaan pengawasan kedepan itu lebih sempurna lagi”,tegasnya.

Sementara Wendra Yunaldi, Dekan Fakultas Hukum menyoroti dalam setiap pemilihan umum itu masih sering terjadi pelanggaran pidana pemilu seperti politik uang dan pelanggaran yang melibatkan ASN.

Dampak dari pelanggaran mulai terlihat enam bulan kedepan seperti bagi kepala daerah yang terpilih karena telah banyak mengeluarkan dana dalam pemilihan itu, maka ia akan jual beli jabatan, atau jual beli proyek.

Kemudian akan muncul ketidak keprofesionalan di tingkat ASN, sebab setelah enam bulan menjabat akan terjadi gelombang mutasi dikalangan ASN.

Meskipun pilkada sudah usai, namun jangan biarkan mereka berjalan semaunya, harus ada partisipasi pengawasan dari masyarakat.

Namun yang menjadi problem hari ini, dalam bernegara kita cendrung menjadi orang baik dengan mengambil sikap diam terhadap kemungkaran.

“Di negeri ini banyak orang baik, tapi banyak diam melihat kesalahan, itu saja problemnya”,tegas Wendra. (gdo)