Mengintip Program Nabuang Sarok PT Semen Padang: Solusi Inovatif Pengelolaan Sampah dengan Teknologi Digital

PADANG – Program Nabuang Sarok PT Semen Padang merupakan program pengelolaan sampah berbasis aplikasi yang memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait pemilahan sampah dari sumbernya.

“Program ini juga mendorong penerapan sirkular ekonomi untuk menciptakan dampak positif pada lingkungan dan masyarakat. Program ini dirancang sebagai jawaban atas permasalahan sampah di Kota Padang dan Sumatera Barat (Sumbar) secara umum,” Doche Delson, perwakilan Tim Nabuang Sarok, usai menerima penghargaan SIG GIA 2024 di South Quarter Jakarta, Selasa (7/1).

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional tahun 2024, timbunan sampah di Sumbar pada tahun 2022 mencapai 2.625 ton per hari. Namun, upaya pengurangan timbunan sampah baru mencapai 62,92 persen dari jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Melihat kondisi ini, PT Semen Padang meluncurkan program Nabuang Sarok yang berbasis aplikasi sebagai solusi inovatif. Program ini diharapkan mampu membantu penanggulangan sampah, terutama mengingat beberapa TPA seperti TPA Anak Air di Kota Padang diprediksi mencapai kapasitas penuh pada tahun 2026.

“Sejak diluncurkan, program Nabuang Sarok telah menjalin kerjasama dengan berbagai instansi pemerintahan kabupaten/kota. Hingga saat ini, program tersebut berhasil mengumpulkan 378 ton sampah terpilah dari berbagai wilayah di Sumbar, seperti Kota Padang, Kota Solok, dan Kabupaten Agam. Bahkan, sampah laut juga dikumpulkan melalui kerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),” katanya.

Menurut Doche, perwakilan dari PT Semen Padang, sampah terpilah yang tidak memiliki nilai ekonomi dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif untuk kiln di pabrik PT Semen Padang menggunakan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF).

“Sampah yang diolah menjadi RDF telah berhasil menggantikan sebagian bahan bakar batubara di pabrik PT Semen Padang. Hasilnya, program ini mampu mengurangi emisi karbon sebesar 151,2 ton CO₂,” ujar Doche.

Selain mengurangi emisi CO₂ dan efisiensi biaya produksi, program Nabuang Sarok juga memberikan dampak positif lainnya, seperti:
– Mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA, termasuk TPA Aie Dingin di Kota Padang.
– Memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat yang terlibat dengan menyetorkan sampah terpilah.

Masyarakat yang menyetorkan sampah melalui aplikasi Nabuang Sarok akan mendapatkan poin yang dapat ditukar dengan berbagai hadiah menarik, seperti emas dan peralatan rumah tangga. “Poin yang terkumpul melalui aplikasi Nabuang Sarok dapat ditukar dengan hadiah yang telah disediakan, sehingga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat,” tambah Doche.

Program Nabuang Sarok adalah langkah nyata untuk menjawab tantangan pengelolaan sampah di Sumbar. Dengan memanfaatkan teknologi digital, program ini tidak hanya membantu mengurangi timbunan sampah tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat. PT Semen Padang berharap program ini dapat terus berkembang dan menjadi model pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Indonesia. (*)