PADANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar mengingatkan bahaya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Karena belakangan cuaca di Sumbar cukup tinggi setelah dilanda angin kencang.
“Inilah kondisi Sumbar yang harus kita pahami. Bulan kemarin, dilanda hujan lebat dan banjir, kemudian cuaca mendadak panas dan angin kering. Makanya kita harus selalu waspada,”sebut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Erman Rahman Jumat (28/2).
Dikatakannya, padahal status darurat bencana banjir dan longsor baru berakhir pada 29 Februari 2020. Jika suhu masih rata-rata diatas 30 derjat, BPBD akan mengeluarkan surat edaran bahasa bencana kebakaran.
“Kita sudah rapat dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Minangkabau, saat ini cuaca di Sumatera Barat lebih terlihat kering. Suhu panas diiringi angin kencang, telah berlangsung beberapa hari terakhir ini. Kita kaji lagi, apakah kita akan keluarkan surat edaran,”ujarnya.
Dikatakannya, beberapa hari belakangan sudah ada kebakaran lahan, salah satunya di Padang tepatnya di Lubuk Minturun. Selain itu juga ada di Padang Pariaman, Lubuk Alung dan Kabupaten Agam.
“Sudah ada tiga laporan, mudah-mudahan tidak ada lagi,”sebutnya.
Di Sumatera Barat potensi kebakaran hutan dan lahan hampir merata terjadi di seluruh daerah. Namun melihat ke tahun lalu, daerah yang terjadi kebakaran hutan dan lahan itu, yakni Pesisir Selatan, Dharmasraya, Agam, Sijunjung, Sawahlunto, Limapuluh Kota, Pasaman Barat, dan beberapa daerah lainnya.
“Kebakaran lahan yang terjadi di Sumatera Barat ini disebabkan rata-rata unsur kesengajaan. Dimana petani membuka lahan, dan cara yang dilakukan ialah membakar sisa potongan kayu itu serta rumput-rumput kering,” ujarnya. (yose)