PADANG – Buku biografi H. Rajuddin Noeh,SH, Dt. Bandaro Kuniang (81) diluncurkan Sabtu (29/2), di kediamannya di Jl. Jaya Pura I U5, Ulak Karang Selatan, Padang. Nama Rajuddin bukan hal asing di dunia politik dan pemerintahan di Sumbar maupun di panggung nasional.
Di bidang pemerintahan, Rajuddin yang pernah tercatat sebagai staf di kantor Gubernur Sumbar pernah menjabat sebagai Sekda termuda. Di usia 35, pria asal Muaro Tayo Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat, pernah menjadi Sekda Kabupaten Pesisir Selatan (1973-1981), Sekda Kabupaten Pasaman (1981-1983), Bupati Pasaman (1985-1990), Asisten II Setwilda Sumbar (1991-1993), Asisten I Setwilda Sumbar (1993-1997), Anggota DPR RI (1997-1999).
Dalam acara peluncuran buku yang berbarengan dengan syukuran pernikahan emas Rajuddin Noeh dengan istri tercinta, H. Gustimar, yang dihadiri antara lain Mantan Wakil Gubernur Sumbar Prof. H. Fachri Achmad, mantan Sekdaprov H. Rusdi Lubis, mantan Bupati Agam H. Aristo Munandar, mantan Walikota Bukitinggi H. Djufri, mantan Walikota Padang H. Zuiyen Rais, Pamong Senior H.A. Bakar Effendy, H. Basril Djabar (tokoh pers Sumbar), mantan Wawako Padang H. Yusman Kasim, Pengusaha Otomotif, H.M. Rani Ismael, para pamong, sahabat, keluarga besarnya, Rajuddin begitu bahagia sekali bisa berkumpul mereka.
Buku biografi yang ditulis Soesilo Abadi Piliang, Wartawan Senior Harian Singgalang ini mengisahkan tentang Rajuddin yang merupakan anak petani dari Kampuang Muaro Tayo Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat. Ia lahir pada 2 September 1939 dari pasangan Mohammad Noeh dan Dariyah
Masa kecilnya sangat bahagia meski dididik oleh ibunya yang petani dan buta huruf, sedangkan ayahnya seorang tukang dan pekerja serabutan yang tidak tamat Sekolah Rakjat. Bau harum tanah pertanian di kampung halaman membuat Rajuddin kecil, begitu menikmati irama kehidupannya.
Sedari kecil Rajuddin Noeh sudah menjadi bintang mulai dari Sekolah Rakjat hingga menyandang Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Andalas. Pahit dan getirnya kehidupan sudah ia rasakan, bahkan saat kuliah ia pernah bekerja paruh waktu di Hotel 33 di Jalan Pemuda, Padang.