PADANG-Permintaan masker di Kota Padang meningkat pasca diumumkannya dua warga negara Indonesia terkena positif corona oleh Presiden RI Joko Widodo Senin (2/3).
Sayangnya, ketersediaan masker di sejumlah apotek di Kota Padang kosong. Begitupula dengan stok sanitazer pun tak tersedia. Dari penelusuran Singgalang di Apotek jalan Ujung Gurun, Alai dan Kampung Kalawi stok masker sudah tidak tersedia.
Hanya, satu apotek di Tarandam yang menjual masker. Harganya maik dibanding sebelumnya.
“Kami hanya menjual enceran saja. Dan sekarang sudah tidak tersedia lagi,” ucap Apoteker di Apotek Bunda Medika Agustina kepada Singgalang Senin (2/3).
Dijelaskannya, kalau stok masker sudah mulai menipis di distributor sejak dua bulan lalu atau semenjak merebaknya virus corona di Wuhan. Kalau untuk stok di Kota Padang katanya sudah mulai menipis. Kemarin hari terakhir dia menjual penutup mulut tersebut. Pada saat Singgalang wawancara masih ada warga yang mencari masker. Agustina berharap agar dinas kesehatan bertindak dan turun ke lapangam mengenai persoalan kelangkaan masker di sejumlah apotek.
Hal senada juga disampaikan Geni yang mencari masker. “Sejak Presiden mengumumkan dua orang warga negara Indonesia positif terjangkit virus corona. Saya bergegas mencari apotek terdekat dari kantor saya. Ternyata masker dan sanitazer pun tak ada. Akhirnya saya ke kawasan Tarandam dan menemukan masker. Saya ingin membeli masker satu kotak. Namun stok masker yang saya mau tidak ada. Akhirnya saya membeli masker yang tertinggal hanya 25 buah saja dengan harga Rp100 ribu. Saya beli, karena saya butuh disaat saya bekerja di lapangan dan bertemu siapa saja. Jadi saya memproteksi diri terlebih dahulu. Ya salah satunya dengan masker,” ucap Geni kepada Singgalang.
Sementara itu Apoteker Putri mengatakan permintaan masker semakin tinggi. Apalagi ketika Presiden mengumumkan dua orang positif virus corona. “Sejak pengumuman itu permintaan masker di apotek ini tidak putus-putus menanyakan masker. Jikalau dulu orang menanyakan berapa harga masker. Tapi kini mereka tidak menanyakan lagi berapa harganya. Harga tak masalah bagi mereka. Biasanya kami menjual satu masker seharga Rp1.000. Kini menjadi Rp4.000 permasker,” jelas Putri. (009)