PARIAMAN – Bermodalkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti Diklat di Balai Diklat Industri (BDI) Padang, Rini Safitri (35) warga Dusun Parik, Desa Pungguang Ladiang, Kecamatan Pariaman Selatan mengaplikasikan ilmunya tersebut di bidang membatik.
Pekerjaan membatik ini, tidak dilakoninya sendiri, tapi berkerjasama dengan tiga temannya. Dari hasil kerjanya itu, Rini Safitri bersama temannya telah mulai memproduksi batik hasil karyanya.
Rini Safitri, ketika ditemui di rumahnya, Senin (9/3) mengatakan bersyukur bisa mengikuti pelatihan membatik tulis. Dari pelatihan membatik, ia tahu bagaimana cara melukis yang baik, bagaimana cara mencanting batik, bagaimana cara memberi warna, bagaimana cara mencelup kain batik yang sudah selesai dibuat agar tidak luntur.
“Semua ilmu itu beliau dapat dari pelatihan di Balai Diklat BDI Padang,” ucapnya.
Disebutkan Rini Safitri, saat ini bersama tiga temannya, yang juga sesama peserta pelatihan sudah membuka usaha membatik. Usaha batiknya diberi nama “Pungguang Ladiang Batik Sampan”.
Rini menerangkan secara singkat mulai membuka usaha ini. Diawali dengan modal awal Rp850 ribu hasil dari patungan bersama tiga temannya, Ia membeli kain batik sebanyak lima potong dengan ukuran 210 cm/potong, pewarna yang terbuat dari zat kimia, lilin, dan kelengkapan lainnya. Semua bahan itu di belinya di Darmasraya.
Sedangkan, untuk peralatan lainnya seperti kompor kecil, wajan kecil, canting, sudah punya, pemberian dari hasil pelatihan di BDI. Untuk pengerjaannya bagi-bagi tugas, ada yang melukis, mewarnai, merebus, pokoknya saling bantu dan kerjasama.
Selanjutnya, dalam satu minggu mereka bisa menyelesaikan 4 helai batik dengan bermacam-macam motif, dan satu helai batik dijual dengan harga Rp300 tibu. Jadi dari satu helai batik mereka bisa memperoleh keuntungan sebanyak Rp90 ribu, dan untung dari hasil penjualan batik tersebut mereka bagi empat.
Rini berharap semoga usaha batik mereka ini semakin dikenal masyarakat Kota Pariaman khususnya dan juga Sumatera Barat pada umumnya. Semoga promosi yang mereka lakukan dari mulut kemulut ini bisa tersebar berkat bantuan dari pelanggan yang sudah membeli batiknya. (agus)