PASBAR – Tradisi Maapam di Pasaman Barat pecahkan rekor dunia. Hal itu dikatakan Manager MURI, Triyono, Kamis (12/3).
“Maaf Pak Bupati, Kami dari MURI tidak bisa memberikan penghargaan rekor Indonesia. Tapi kami memberikan Piagam Penghargaan Rekor Dunia. Setelah verfikasi jumlah tungku Maapam jumlahnya sebanyak 1.704,” kata Triyono yang diiringi tepuk tangan ribuan pengunjung.
Dikatakannya, tradisi Maapam penuh makna dan motivasi dan patut untuk dilestarikan.
“Sebelumnya sudah ada acara Maapam dengan 1000 tungku. Pasaman Barat setelah kami verfikasi langsung ditemui 1.704 tungku. Jadi ini bukan rekor Indonesia lagi tapi rekor dunia,” katanya kepada wartawan.
Pasaman Barat Maapam itu diinisiasi Pemda setempat. Peserta masyarakat dari seluruh nagari di Pasaman Barat, plus para OPD dan Kecamatan.
Diangkatnya Maapan ini sebagai pelestarian budaya Pasaman Barat. Sudah sejak dahulu, bulan Rajab dikenal juga sebagai bulan Apam di Pasaman Barat. Rata-rata di bulan Rajab ini, setiap rumah membuat Apam, kemudian Apam dibagikan kepada para tetangga.
Apam ini juga sebagai simbol kekeluargaan dan persaudaraan satu kampung, satu rumpun atau keluarga. Jika ingin makan Apam, di bulan Rajab lah apam mudah didapatkan.
Bupati Pasaman Barat, H. Yulianto mengatakan, di Pasaman Barat setiap tahun di bilan Rajab masyarakat selalu memasak apam. Hampir setiap keluarga melakukannya. “Ini khas Pasaman Barat ketika akan memasuki bulan puasa,” katanya.
Disampaikan, acara Maapam ini untuk pertama kali diselenggarakan secara resmi oleh Pemda. Wujud pelestarian budaya. Kepedulian pemerintah daerah terhadap nilai nilai sejarah dan kultur daerah.
“Alhamdulillah, kita bisa menjadi rekor dunia” ujarnya.
Ketua Pelaksana Pasaman Barat Maapam, Sifrowati menyampaikan, peserta maapam dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat Pasaman Barat. (Dika)