PADANG ARO – Warga Nagari Pakan Rabaa Tengah, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Solok Selatan mengeluhkan kualitas beras sejahtera (Rastra) tidak layak konsumsi, Rabu (23/5).
Sekretaris Nagari Delvi ketika ditemui menyatakan Rastra untuk masyarakat penerima manfaat di nagari ini berjumlah sekitar 489 kepala keluarga (KK) dari 14 Jorong.
“Rastra ini baru datang, untuk pasokan April – Mei. Tiap warga penerima manfaat mendapatkan kuota Rastra seberat 10 kg/KK tanpa ada uang tebusan,” kata Delvi.
Namun, ia menyayangkan kualitas beras saat ini tidak sebaik kualitas Rastra pada bulan sebelumnya.
“Tadi saat bersama beberapa wali jorong dicoba dibuka, ternyata beras kotor berwarna kuning,” ungkapnya.
Menyikapi hal itu, pihaknya belum berani mendistribusikan pada warga. Pihaknya akan diskusi terlebih dahulu dengan para wali jorong sebelum melakukan distribusi rastra itu. “Kita minta pendapat dulu sama pihak jorong dan pihak Bulog, apakah beras ini bisa ditukar kembali,” lanjutnya.
By Susanti, seorang Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Pakan Rabaa Tengah, menyesalkan kualitas Rastra untuk April-Mei ini. “Saya tidak menerima beras seperti ini dan harus dikembalikan atau ditukar. Kadang ada juga ditemukan beras seperti tepung. Kami ingin beras yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat,” keluhnya.
Wali Jorong Bancah Anak Lolo, Dosiswandi menyebutkan pihaknya tidak tega memberikan beras dengan kualitas buruk pada warga karena kotor dan tidak layak dimakan. “Ada 23 KK penerima Rastra di jorong kami dari 123 KK,”katanya.
Ia menunggu kesepakatan bersama 14 wali jorong lainnya, apakah beras ini ditolak atau tetap dibagikan pada warga penerima manfaat yang berhak. Jika ditolak tapi kembali diganti tidak apa-apa. Takutnya, nanti ditolak tapi tidak ada diganti kembali.
Begitu juga Kepala Jorong Kandang Baniah, Hendri Susanto sebanyak 26 KK dari 98 KK merupakan warga penerima Rastra di wilayahnya. Namun, dengan kondisi beras seperti itu dikhawatirkan tidak akan dikonsumsi oleh warga.
Terpisah, Kepala Bulog Drive Solok, Adriati pada Media melalui sambungan seluler mengatakan beras itu bisa ditukar kembali jika kualitas tidak bagus.
“Yang terpenting beras tidak berbau dan berkutu. Nanti dipisahkan berapa karung jumlah yang rusak. Setelah itu, pihak nagari buatkan berita acara dan dokumentasi untuk penggantian,” tutupnya. (von)