Oleh : M.Khudri
Sejarah mencatat, Rasulullah hijrah 622 Masehi. Satu setengah tahun kemudian pada bulan Sya’ ban, turun perintah puasa dari Allah yang harus dilaksanakan pada bulan Ramadhan mulai tahun itu .
Tapi pada Ramadhan itu ketika Rasulullah dan pengikut beliau baru saja dua Minggu berpuasa, umat Islam harus berperang melawan saudara sekotanya dari Mekah yakni kaum Kafir Quraisy.
Tapi di hari hari peperangan itu kaum muslimin tidak berpuasa. Hadist Riwayat Tarmizi , ” Dari Ibnu Musayab, sesungguhnya ditanya soal puasa diwaktu perjalanan, lalu ia menceritakan bahwa Umar bin Khattab berkata,” Kami berperang bersama Rasulullah di bulan Ramadhan sebanyak dua kali, yakni Perang Badar dan Pembebasan Makah dan kami tidak berpuasa di kedua peperangan itu”.
Dari hadits itu dapat disimpulkan ketika perang pecah, kaum muslimin tidak berpuasa. Tapi beberapa sebelum pecah tentu saja Rasulullah dan pengikutnya telah melaksanakan perintah Allah untuk berpuasa. Pendapat ini didasarkan kesimpulan para ulama Rasulullah selama hidup telah melaksanakan 9 kali puasa Ramadan. Keberadaan Rasulullah di Madinah selama 10 tahun yakni tahun 622-633 Masehi.
Perintah puasa itu telah turun kepada Nabi pada bulan Sya’ban tahun ke 2 Hijarah 624 M atau satu bulan sebelum Perang Badar. Artinya Ramadhan pertama dialami adalah pada waktu akan terjadi perang pertama dalam sejarah kepemimpinan Nabi Muhammad Salalallahuwa’alaihiwassalam.
Perang Badar itu adalah puncak dendam kesumat kaum kafir Quraisy yang dikomandani oleh paman paman Nabi Muhammad sendiri yakni Abu Lahab dan Abu Jahal.