PADANG – Semenjak mewabahnya COVID-19 di seluruh dunia pada Februari 2020, hal ini berdampak pada perubahan tatanan kehidupan masyarakat di seluruh dunia pada umumnya, tidak terkecuali di Indonesia.
Pola kehidupan mamaksa masyarakat untuk dapat beradaptasi dengan keadaan sehingga muncul istilah “The Power of Humans”.
Kondisi yang memaksa untuk beradaptasi-pun memunculkan budaya “melek tegnologi” seperti di dalam dunia pendidikan. Kini semua orang di pelosok negeri di Indonesia dapat mengakses ilmu berupa seminar-seminar kependidikan, diantaranya seperti kegiatan Webinar yang baru-baru ini dilaksanakan oleh Asosiasia Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Provinsi Sumatera Barat, yang bekerja sama dengan Alumni Sejarah Universitas Negeri Padang (UNP) pada Sabtu (30/5) lalu.
COVID-19 mungkin dapat membatasi ruang gerak manusia secara fisik, atau yang dikenal dengan istilah Physical Distancing, namun tidak mampu membatasi keinginan para pelaku dunia pendidikan yang haus akan ilmu.
Hal ini dapat dilihat dari kegiatan Webinar (Seminar Online) yang dilaksanakan oleh AGSI SUMBAR diketuai oleh Dra. Etty Kasyanti serta bekerja sama dengan Alumni Sejarah UNP. Kegiatan yang dimulai pada pukul 20.00 Wib tersebut sukses menggelar Webinar via aplikasi Zoom dan kanal Youtube AGSI yang menampung para pendidik mata pelajaran sejarah pada umumnya dari Sabang sampai Merauke. Tercatat 500-511 peserta di Room Zoom bertahan hingga 23.00 Wib dan 2.419 viewer Youtube.
Kegiatan yang mengusung tema “Dilematis Beban Mengajar Guru Dalam Suasana Pandemi COVID-19 dan Kaitannya dengan Merdeka Belajar” terbilang paling sukses sepanjang kegiatan Webinar yang pernah diselenggarakan oleh AGSI di tiap-tiap provinsi di Indonesia.
Pembukaan acara MC formal yang dilakukan oleh K.Nur Indah Ptie Penyantun, berlangsung khidmad dengan suasana nan religius kemudian dilanjutkan dengan beberapa kata sambutan oleh Dr. Soemardiansyah selaku presiden AGSI dan pemaparan materi oleh pemateri-pemateri handal asal Sumatera barat.
Diantaranya pemateri yakni Syafrudin, (Kepsek SMA N 9 Sijunjung, Sumbar) judul materi “Dilema Beban Mengajar Guru dalam Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Corona di Sekolah Menegah”. Lalu pemateri kedua Erwin Umar (Kadis Perumahan dan Pemukiman Kota Bukittinggi) dengan pembahasan materi “Siapkah Guru dengan Beban Mengajar “Teknik Merdeka Belajar” di Tengah Pandemi Covid-19” dan dilanjutkan pemateri ketiga Dr. Aisiah (Dosen UNP) dengan judul materi “Merdeka Mengajar di tengah Pandemi”.
Antusias dari berbagai daerah juga disampaikan oleh ketua AGSI Yogyakarta, Wahyudi, S.Pd. “Pemilihan tema dan narasumber yang tepat sebagai sebuah upaya solusi pada masa pandemi Covid-19 ini, tuntutan guru untuk menguasai IT menjadi sangat urgen pada saat ini dan masa yang akan datang,” ujar guru sejarah SMA N 2 Bantul tersebut.
Pada akhirnya kegiatan tersebut menampung berbagai pertanyaan serta aspirasi yang muncul dari para audien yang berasal dari daerah-daerah yang berbeda, hingga sampai pada satu kesimpulan yang ditutup oleh Dosen Muda UNP yang akrab dipanggil Bu Ai.
“Di Era digital, kita sebagai guru/dosen harus mau belajar dan gigih belajar untuk bisa mengetahui ilmu berbasis Internet sehingga berbagai aplikasi positif bagi pendidikan haruslah kita pelajari sebagai wadah berbagi ilmu dengan siswa. Banyak aplikasi yang dapat dipakai untuk tetap berbagi ilmu walau dimasa pandemi dan tak bisa di pungkiri media Whatsapp menjadi media yang paling banyak digunakan,” pungkasnya.(*/benk)