Payakumbuh – Pemerintah Kota Payakumbuh telah melakukan lebih dari 1000 test Swab yang diambil dari orang-orang berkontak dengan pasien-pasien positif corona. Sampel itu juga telah dikirim ke labor FK Unand di Padang. Dari sekian banyak sampel yang dikirimkan, sebagaian sudah ada yang keluar hasilnya dan sebagian lagi masih menunggu hasil.
Walikota Payakumbuh Riza Falepi melalui Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh Bakhrizal, Kamis (4/6) menyebutkan, tracking kontak terbanyak yang pernah dilakukan tim gugus tugas adalah Kalaksa BPBD Kota Payakumbuh dan Dahler pegawai Yen Plastik. Trackingannya sampai ratusan orang.
Menurutnya, terkait dengan adanya warga Padang Tangah Payobadar yang belum di swab karena berkontak dengan lima pasien positif dari wilayah itu, Bakhrizal alias dokter Bek menyebut mereka sebagian menunggu antrian. Karena yang di Swab saat ini sangat banyak, sedangkan kemampuan Payakumbuh melakukan Swab di RSUD Adnaan WD hanya sekitar 70 orang sehari.
“Bahkan kasus yang ditemukan di Limapuluh Kota juga dari tracking dan Swab Kota Payakumbuh. Malah saat ini, yang kita takutkan lemahnya trackingan di daerah tetangga sedang warganya bisa bebas keluar masuk Kota Payakumbuh, bahkan ke pasar. Ini yang menjadi ketakutan kita, bisa jadi menimbulkan gelombang kedua dengan klaster baru atau klaster-klaster lainnya,” tambahnya.
Dokter Bek menyebutkan, siapapun yang berkontak tetap di Swab, bahkan warga dari wilayah lain yang datang ke Kota Payakumbuh untuk di Swab, tetap akan diambil.
“Yang sekarang masuk dalam antrian kita lebih dari 300 orang. Artinya memakan waktu beberapa hari, kita minta yang menunggu di Swab atau yang sudah di Swab, mereka harus Isolasi diri di rumah terlebih dahulu atau dalam artian isolasi mandiri saja dulu,” pungkasnya. (207)