JAKARTA – Masyarakat merasakan guncangan kuat saat gempa bermagnitudo 5,7 terjadi di wilayah Bengkulu hari ini, Rabu (10/6). Masyarakat merasakan gempa tersebut selama 2 hingga 3 detik.
Kepala Pusdalops BPBD Kabupaten Mukomuko Arazak menyampaikan gempa membuat panik warga hingga keluar rumah. Kondisi terkini masih terus dipantau oleh BPBD setempat. Menurut Arazak, sejauh ini belum ada laporan terkait korban jiwa maupun kerusakan. Pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait pascagempa.
“BPBD Kabupaten Mukomuko telah mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan selalu waspada,” ujar Arazak yang dihubungi Pusdalops BNPB pada Rabu (10/6).
BMKG melaporkan gempa dengan magnitudo 5,7 terjadi pada pukul 11.35 WIB. Parameter gempa lain yakni lokasi pusat gempa berada di 28 km barat daya Mukomuko, Bengkulu. Gempa dengan kedalaman 24 km ini tidak berpotensi tsunami.
Berdasarkan peta guncangan, BMKG mencatat guncangan gempa yang diukur dengan satuan Modified Mercalli intensity (MMI) sebagai berikut Mukomuko IV MMI, Pesisir Selatan, Kota Padang, Kerinci III MMI, Lubuk Basung, Padang Pariaman, Padang Panjang, Bukit Tinggi, Kepahiyang, Kota Bengkulu, Dharmasraya, Payakumbuh, Tanah Datar II MMI.
Skala III MMI memberikan gambaran guncangan atau getaran yang dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Sedangkan IV MMI, skala ini menjelaskan getaran dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela atau pintu berderik dan dinding berbunyi.
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, gempa bumi yang terjadi merupakan gempa dangkal akibat aktivitas subduksi.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault,” ujar Rahmat melalui siaran pers BMKG.
Hingga Rabu (10/6), pukul 11.56 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan atau aftershock.
Berdasarkan analisis melalui InaRISK, jumlah populasi terpapar di wilayah Mukomuko mencapai lebih dari 170 ribu jiwa. Wilayah ini berada pada kategori bahaya sedang hingga tinggi untuk ancaman gempa bumi. (mat)