PASAMAN BARAT- Perkembangan peternakan sapi lokal Bali – Pesisir (Basir) di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Air Runding terbilang cukup baik. Terlihat banyak anaknya yang terus berkembang, meski ada yang mati beberapa hari lalu karena faktor cuaca.
Gubernur Irwan Prayitno, dalam kunjungan kerjanya ke Pasaman Barang mengatakan jumlah sapi yang terdata saat ini sebanyak 374 ekor. Jumlah itu bermula dari bantuan pemerintah pusat pada 2015 sebanyak 400 ekor sapi Bali. Jumlah sapi mengalami penurunan karena ada wabah jembrana, yang mengakibatkan sapi mati.
Kemudian ada gagasan dinas Peternakan Sumbar agar sapi-sapi tersebut tahan virus jembarana. Caranya dengan mengawinkan sapi pesisir lokal Sumbar.
“Jumlah sapi sulit bertambah karena lahan pakan yang terkelola baru 20 hektare. Jika angkanya sudah mendekati 400 sapi-sapi afkir dijual, untuk dijadikan pendapatan asli daerah (PAD). Dan anak-anak sapi yang lahir banyak ini, belum dihitung dalam data karena masih melihat pertumbuhanya dahulu,” ujarnya dalam pers rilis yang diterima, Selasa (16/6).
Irwan Prayitno juga mengungkapkan, hasil penelitian Unand menyatakan Sumbar meliliki potensi lahan untuk mengembangkan ternak sapi mencapai 800.000 ekor. Sementara kebutuhan konsumsi daging Sumbar 100 ekor perhari.
” Karena itu pemprov Sumbar telah memprogram satu petani satu sapi, memberikan prioritas kepada para petani untuk memiliki ternak terutama ternak sapi. Karena menurutnya petani dengan pendapatan atau penghasilan ekonominya yang masih dibawah UMR dan dibawah rata-rata, perlu ditingkatkan pendapatan mereka. Melalui program Triaga (perbankan, peternak dan pengusaha) dan ada banyak program lainnya,” ujar Irwan.
Program lainnya, I-Ternak yaitu aplikasi yang mempertemukan pemegang uang, investor untuk dipertemukan dengan petani atau kelompok petani yang punya potensi untuk beternak.
Program ini dari pihak swasta yang didukung oleh pemerintah agar para petani dapat meningkatkan pendapatannya dan juga kesejahteraan petani.
Plh.Kadis Peternakan M Kamil, menambahkan, lahan UPTD Ternak Ruminansia merupakan bekas Stasiun Pembibitan Ternak milik Area Development Project (ADP) yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Jerman Barat pada tahun 1982 silam.
“Kerjasama ini berlangsung selama lima tahun (1982-1988) dan berjalan sukses. Sapi yang dimiliki saat itu lebih kurang sebanyak 500 ekor dengan areal seluas 2.000 Ha,” jelasnya. (Humas Setdaprov Sumbar)