PARIAMAN – Walikota Genius Umar menjelaskan Kota Pariaman sudah keluar dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan memulai masa tahapan kehidupan baru semenjak 8 Juni lalu .
Di masa tahapan kehidupan baru, Pemko Pariaman telah membuka tempat pariwisata dan pasar, namun harus mematuhi protokol kesehatan.
“ Setiap pintu masuk petugas melakukan pemeriksaan dengan termogan, menyediakan tempat cuci tangan dan memberlakukan retribusi masuk, sehingga masa new normal ini kita juga bisa menghitung jumlah wisatawan yang masuk ke Kota Pariaman,“ ucapnya, Sabtu (27/6).
Di samping itu, Kota Pariaman juga memiliki sebuah kampung tangguh yaitu Desa Sikabu di Kecamatan Pariaman Selatan.
Di Desa tersebut juga dicanangkan kampung bebas narkoba dengan slogan “ Kampung Bebas Narkoba “. Saat ini belum pernah ada catatan negatif tentang kampung ini dalam masalah narkoba. Semua keterpaduan desa ini baik perangkat desa dan unsur yang ada ditingkat desa terjalin dengan baik.
Di masa pandemi virus Covid-19, Pemerintah Desa Sikabu juga menyediakan rumah isolasi atau tempat karantina bagi warga yang baru datang dari rantau untuk pencegahan dan memutus mata rantai virus Covid-19 dengan bantuan dari petugas medis melalui puskesmas setempat.
Terkait Bantuan Langsung Tunai (BLT), Genius Umar mengatakan yang tidak berhak menerima ini adalahTNI, Polri, anggota DPRD, kepala desa dan seluruh perangkat desa, serta masyarakat yang mampu. Ada 17 persen yang tidak berhak menerima BLT sedangkan 83 persennya masyarakat Kota Pariaman berhak menerima BLT.
Genius umar juga menuturkan Kota Pariaman memiliki lima pulau yakni Pulau Bando, Pulau Angso Duo, Pulau Tangah, Pulau Ujuang dan Pulau Kasiak.
Di antara pulau tersebut ada yang tidak dibuka untuk umum yakni Pulau Kasiak, pulau ini tempat konservasi seperti penangkaran penyu dan tempat penyu bertelur. Sedangkan yang dibuka untuk umum yakni Pulau Angso Duo dan akan membuka Pulau Tangah.
Pulau Tangah ini dibuka dan bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sumbar. Pulau ini memiliki vegetasi yang cukup beragam dan memiliki air tawar.
Tambahnya lagi, dari segi pendidikan Kota Pariaman memiliki program Kartu Pariaman Pintar (KPP). KPP memang diperuntukan untuk siswa SD dan SMP. Kartu ini diberikan untuk masyarakat tidak mampu di Kota Pariaman yang tidak terakomodir pada Kartu Indonesia Pintar (KIP).
“ Untuk tahun ini Kota Pariaman memberikan sebanyak 1.200 kartu untu anak-anak yang tidak mampu di Kota Pariaman yang belajar di tingkat SD dan SMP. Dengan biaya pendidikan sebesar 60 persen sedangkan untuk alat tulis dan perlengkapan sekolah sebesar 40 persen,“ tukasnya mengakhiri. (agus)