Oleh Faldo Maldini/Penggemar Bro Giring
Lagu yang Bro Giring Ganesha nyanyikan bersama mantan bandnya Nidji, melengkapi nuansa inspiratif dari cerita Laskar Pelangi. Salah satu OST yang paling pas dengan filmnya di Indonesia, paling tidak itu versi saya. Seperti Titanic dan my heart will go on kira-kira.
Bagi orang daerah seperti saya, film tersebut seperti sebuah pembenaran. Kami yang lemah ini, yang sering jadi objek ketidakadilan, tidak berdosa juga jika bermimpi besar. Toh, Ikal yang dari daerah susah di Belitung sana, sampai bersekolah ke Sorbonne, Prancis, dimana banyak pemikir besar dunia pernah bersekolah.
Harus saya akui, Bro Giring menjadi bagian kecil dari perjalanan hidup saya sampai berkuliah di London. Lewat lagu Beliau, lengkap sudah perangkat saya untuk berimajinasi, mencapai sesuatu yang dianggap mustahil. Mungkin, 10 tahun yang lalu saya cerita ke teman saya soal keinginan bersekolah ke Eropa, mereka pasti akan tertawa. Tapi, mimpi adalah kunci untuk melalui kehidupan. Akhirnya, Faldo sampai di sana.
Sejarawan Yoval Noah Harari, yang bukunya belakangan saya sering baca, berkata otak manusia itu adalah pemamah cerita, layaknya tubuh kita yang butuh makanan. Mimpi dan imajinasi adalah nutrisi buat otak. Orang akan bergerak, bertenaga untuk terus berfikir ketika otaknya bergizi.
Mimpi adalah kunci, Bro Giring! Saat seseorang berhasil di bidangnya, tidak ada yang salah berkontribusi dalam ruang yang lebih besar. Bukannya Sandiaga Uno itu tadinya adalah pengusaha yang berhasil? Bukannya, Anies Baswedan adalah seorang Intelektual yang berhasil? Sama seperti Bro Giring, sebagai seorang musisi, tidak diragukan lagi makan tangannya.
Ridwan Kamil pun adalah arsitek yang berhasil. Ganjar Pranowo tidak pernah jadi kepala daerah untuk menjadi seorang gubernur yang sukses. Pak SBY, Gus Dur, dan Bu Mega tidak pernah menjadi Bupati. Mereka adalah anak bangsa yang berhasil di bidangnya masing-masing.
Biasa saja, ada yang bilang, kenapa Giring jadi Presiden langsung, harusnya jadi Gubernur dulu. Palingan pas coba jadi gubernur, Bro Giring juga disuruh jadi Bupati. Pas coba jadi Bupati, disuruh jadi Kepala Desa. Jadi kepala desa pun, nanti disuruh jadi kepala dusun. Intinya, kita tidak boleh ada di dalam situ. Anak muda tidak boleh punya tempat bila mengancam keberadaan elit lama.
Paling tidak itu yang saya rasakan sejak jadi caleg DPR RI. Kenapa tidak DPRD dulu? Kenapa tidak di kampung halaman sendiri? Banyak sekali saya dapati. Sayang, saya di politik bukan mencari kerja. Saya bukan pengangguran. Saya pernah ikut running usaha yang asetnya sampai triliunan.
Lepas dari itu semua. Saya ingin katakan pada Bro Giring, mimpi adalah kunci! Kalau mau memberi dan berkontribusi, tawarkan yang manfaatnya terbesar, pilih jalan yang paling berliku. Kalau hanya sekedar berkuasa, dari dulu jalan-jalan pintas pun sudah banyak tersedia. Makin sulit, dampaknya pun semakin besar. (*)