PADANG – Berawal dari kegelisahan jurnalis, yang melihat potensi konflik Pemilu 2019 terbuka lebar, Komunitas Jurnalis Muda (KJM) Sumatera Barat (Sumbar) bekerjasama dengan Polda Sumbar menggelar Workshop Pembinaan dan Pengetahuan Potensi dan Solusi Konflik Pemilu 2019, Sabtu, (21/7), di Hotel Kryad Bumi Minang.
“Dinamika politik makin memanas dengan adanya Pileg dan Pilpres serentak. Harus diakui polarisasi kekuatan kini saling membenturkan diri, mereka yang menyebut kelompok Islam dan kelompok nasionalis, dua kutub ini punya pendukung fanatik masing masing. Cara benturan masih di dunia maya, saling cimeeh, saling hujat, sampai produkai berita berita hoax.” ungkap Ketua Panitia Pelaksana, Nofal.
Menurutnya, kondisi Ini bisa jadi bibit perpecahan jika tidak diantisipasi dari awal.
“Di sumbar pemetaan itu sudah terus dilakukan, berdasarkan pengalaman potensi dan kerawanan berasal dari geografis, sejarah konflik dan dinamika politik di daerah. Kita tidak menginginkan Pemilu sebagai sumber perpecahan, karena pemilu hanya bagian dari sebuah proses berdemokrasi dalam sebuah negara, dengan tujuan akhir adalah kesejahteraan masyarakat.” ujarnya.
Dirinya berharap, dengan adanya kegiatan ini semua pihak yang terlibat bisa menjadi agen keamanan pemilu.
Sementara itu, Ketua KJM Sumbar, Firdaus Diezo, mengatakan, workshop digelar selain dengan tujuan memberikan pengetahuan terkait potensi dan kerawanan konflik di Pemilu 2019. Namun lebih dari itu, karena adanya kesadaran dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara yang harus di junjung sebagai nilai luhur di luar kepentingan.
Workshop itu menampilkan narasumber antara lain mantan komisione KPU Sumbar tiga periode M. Mufti Syarfie, komisioner KPU Sumbar Gebril Daulay dan Polda Sumbar. (bambang)