TIDAK percaya dengan corona virus diseases 2019 (Covid-9), silakan. Kalau percaya syukur. Tapi sebaiknya, pahamilah virus itu ada dan berbahaya. Banyak yang janggal, banyak yang tidak masuk akal, sepertinya begitu. Tapi ahlinya yang lebih tahu, bukan persepsi kita saja.
Saya salah satu yang percaya dengan virus namanya corona, penyakitnya disebut covid-19 itu. Tapi apakah virus itu bagian dari konspirasi, strategi negara tertentu, saya tidak paham. Yang pasti, jika kita sudah terinfeksi covid-19, baru kita sadar betapa penting semua saran dan anjuran menjaga protokol kesehatan.
Dua kali saya menderita karena covid-19 ini. Menderita bukan karena terinfeksi, tapi susah hidup saya dibuatnya. Pikiran kacau, perasaan tak enak. Di rumah sendiri kita juga terasing. Satu rumah dengan anak-anak, tapi tidak bisa dipeluk. Lihat dari jauh saja.
Pertama kali saya merasa khawatir adalah saat Ajudan Wakil Gubernur Sumbar, Rido dinyatakan positif. Rido sendiri juga tidak tahu dari mana riwayat dia terinfeksi. Rido adalah pasien Orang Tanpa Gejala (OTG). Dia diketahui terinfeksi karena reaktif saat rapid test, untuk perjalanan dinas. Kemudian lanjut tes polymerase chain reaction (PCR) atau tes usap (swab). Benar dia positif.
Rido dinyatakan positif pada 4 Agustus 2020. Waktu itu, hasil diagnosa saat menjalani karantina, Rido sudah mendekati masa inkubasi, jadi cukup 5 hari dia dikarantina. Setelah itu hasil tes usapnya negatif.
Waktu-waktu inilah menjadi saat yang menyiksa bagi saya, ulah Covid-19 ini. Karena, hari Kamis, 30 Juli 2020, saya dan Rido minum kopi di Lapau, pekarangan komplek Kantor Gubernur Sumbar.