SOLOK – Dengan satu tujuan menyatukan persepsi dalam menyongsong helat demokrasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) tanggal 9 Desember 2020 nanti, para perantau nagari Pianggu,. Kecamatan lX Koto Sei Lasi, Kabupaten Solok, pulang kampung selama sepekan terakhir.
Membawa misi ingin menumbuhkan cakrawala politik masyarakat di kampung, para perantau nagari yang berbatasan dengan Silungkang, kota Sawahlunto itu ingin menanamkan pemahaman tentang politik praktis dalam kaitannya dengan masa depan dan kemajuan kampung halaman.
“Kita tidak ingin dunsanak dan orang kampung kami terjebak dengan politik transaksional. Untuk menghindari politik uang, kami dengan semangat dukungan anak rantau, sengaja pulang guna menggelorakan semangat membangun dalam bingkai kebersamaan,” tutur Afma, tokoh perantau Pianggu yang mengaku berdomisili di Jakarta, Sabtu (24/10) di Pianggu.
Dikatakan, bila seseorang atau kelompok masyarakat tergiur dengan politik uang saat Pilkada, maka setelah itu mereka akan kembali ke sehariannya masing-masing. Tidak ada ikatan emosional didalamnya. Ini sebuah dilema yang selalu dihadapi saat terjadi pesta demokrasi.
Untuk membalikkan kecenderungan tersebut dan menumbuhkan minset membangun nagari dan daerah ditengah masyarakat, para perantau nagari Pianggu sengaja pulang kampung guna mengajak masyarakat di kampung harus berpikiran untuk kemajuan kampung.
” Pilkada kabupaten Solok ini adalah momentum terbaik untuk membawa persepsi masyarakat agar membangun kampung dan menggerakkan pilihan ke Paslon nomor urut 1, Nofi Candra dan Yulfadri,” kata Afma.
Soal kenapa pilihan politik diarahkan ke Nofi Candra, menurut Afma, selain masyarakat Pianggu memiliki hubungan historis yang tinggi dengan sosok mantan anggota DPD-RI itu, Nofi merupakan tokoh anak muda yang memiliki visi pembangunan yang kuat untuk kemajuan daerah.