PARIAMAN-Tahun ini di Kota Pariaman terdapat tiga balita mengalami gizi buruk. Ketiga balita tersebut sudah mendapatkan penanganan tim kesehatan dan dinyatakan sembuh oleh dokter dan ahli gizi.
Hal ini diungkapkan Kabid Kesehatan masyarakat Dinas Kesehatan Kota Pariaman Eva Yulia Delwita, Senin (3/9) di Aula Kantor Camat Pariaman Selatan, ketika mengadakan surveilans ( analisis ) gizi dalam rangka mengatasi gizi buruk di wilayah kerja puskesmas Kuraitaji.
Kegiatan ini diikuti oleh 45 peserta yang terdiri dari 7 posyandu diwakili oleh 5 orang / kader dan bidan desa di wilayah kerja puskesmas Kuraitaji Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman.
” Gizi buruk ini dilihat tidak hanya dari kasat mata saja namun ada tiga indikator yang menentukan balita dinilai positif gizi buruk. Mulai dari berat badan sesuai umur, tinggi badan sesuai umur dan berat badan sesuai tinggi. Namun yang lebih dominan diambil dari berat badan sesuai umur, ” ungkap Eva Yulia Delwita.
Ia menambahkan, di tahun 2016 Kota Pariaman mempunyai 11 orang balita gizi buruk dan ditahun 2017 menurun jadi 4 orang dan sudah 100 % sembuh.
Bidan Desa Pungguang Ladiang, Rika Sari Marlina mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mereka selaku bidan desa.
“Dengan kegiatan ini kami bisa menggambarkan status gizi masyarakat dengan referensi khusus bagi mereka yang menghadapi risiko, menganalisis faktor-faktor penyebab yang terkait dengan gizi buruk dan untuk mengevaluasi pencapaian kinerja pembinaan gizi masyarakat,” sebutnya.
Ditempat terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman Bakhtiar mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan . Namun untuk tahun 2018 ini sekaligus akan membentuk kelompok pendukung ASI dan pembentukan pos gizi .
“ Tujuan pos gizi ini dibentuk agar balita yang terdata dengan diagnosa balita kurang gizi bisa ditangani intensif di pos gizi. Pos gizi yang dibentuk hari ini adalah pos gizi pertama dan akan menjadi pos gizi percontohan di Kota Pariaman, “ tutupnya. (agus)