PADANG-Terhitung 1 September 2018, raelisasi pelaksanaan pemberian vaksin MR di Sumbar, baru di level 19,59 persen dari target yang ditentukan 62,9 persen.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Merry Yuliesday masih rendahnya realisasi pelaksaan pemberian vaksin MR karena masih rendahnya pemahaman orangtua tentang manfaat vaksin bagi anak-anaknya.
“Kami harap para orangtua tidak terpengaruh isu miring soal dampak dari Imunisasi Measles dan Rubella (MR) di Sumbar. Belakang memang ada beberapa kasus anak mengalami gejala tertentu setelah mendapatkan suntik MR di daerah tersebut, namun itu bukan dampak atau akibat dari Vaksin MR,” katanya dalam keterangan pers yang berlangsung Selasa (4/9) di Padang.
Dijelaskannya, saat ini memang ada dua kasus di Sumbar yakni seorang siswi Kelas VI SD Negeri 01 Situjuah Ladang Loweh, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, Vega (13) terserang virus Herpes usai mendapatkan Imunisasi Measles Rubella (MR) pada Kamis (2/8/2018). Kemudian baru-baru ini Iqbal (12) siswa SMP 20 Padang yang diduga terdampak akibat imunisasi MR dirawat di RSUP M Djamil Padang.
“Hasil pemeriksaan dokter di rumah sakit tidak ada dampak dari vaksin MR. Keterangan dokter yang menangani pagi ini, lansung menemui saya dan mengatakan Iqbal sudah pulih dan bisa berjalan. Tadi dokter juga lihatkam video kondisi Iqbal yang sudah bisa berjalan,” bebernya.
Dijelaskannya, campak dan rubella di Sumbar sangat mengkhawatirkan. Data hingga Mei 2018 terdapat 9 penderita campak dan 22 orang penderita rubella (campak Jerman) dari 55 yang sampel yang dikirim ke Case Based Measles Surveillance (CBMS). Kemungkinan jumlah tersebut akan terus meningkat sebab tergolong campak dan rubella jenis penyakit yang menular.
“Orangtua harus bijak, ini demi keselamatan anak – anak dan ibu hamil. Dampaknya MR sangat berbahaya bisa menyebabkan cacat pada anak seperti kebutaan, ketulian bahkan gagal otak. Untuk itu anak harus mendapatkan vaksinisasi,” ulas Merry.
Dilanjutkan Merry, umumnya vaksin MR tidak memiliki efek samping yang berarti. Sekalipun ada, efek samping yang ditimbulkan cenderung umum dan ringan, seperti demam, ruam kulit, atau nyeri di bagian kulit bekas suntikan. Ini merupakan reaksi yang normal dan akan menghilang dalam waktu 2-3 hari.
Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, seseorang anak juga bisa mengalami reaksi alergi sebagai efek samping vaksin rubella dan campak. Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu tindakan pemberian zat yang berasal dari kuman, baik yang sudah mati ataupun yang dilemahkan.
“Jadi jelas, tidak ada resiko berarti dari vaksin MR ini. Orangtua jangan mau ditakut-takuti,” ujarnya.
Langkah yang dilakukan Dinkes untuk menggenjot capai Imunisasi MR saat ini dengan menggiatkan dan menekan kepada petugas puskesmas atau posyandu di lapangan. “Mereka yang bersentuhan dengan masyarakat kami tekankan untuk betul-betul memberikan pemahaman dampak dari Campak dan Rubella ini. Ini pencegahan jangka panjang,” tegasnya.
Terakhir, untuk mensukseskan target 95 persen atau sekitar 1,5 juta tervaksinisasi di Sumbar harus ada dorongan dari berbagai pihak, masyarakat, tokoh masyarakat alim ulama, cadiek pandai termasuk kepala daerah sebagai pemegang kebijakan.