JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengundang DPP LDII menghadiri Munas X MUI yang dilaksanakan di Hotel Sultan, Jakarta, pada 25-27 November 2020 yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo
Selain diadakan secara daring, Munas MUI dihelat juga secara luring untuk mematuhi protokol kesehatan yang diikuti 200 orang
Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso yang menghadiri acara tersebut melalui telekonferensi atau daring mengatakan LDII berharap Munas X MUI berjalan dengan baik, sukses, dan penuh berkah,
“Dan bisa menjadi percontohan bagi umat. Bagaimanapun MUI sebagai Imamah Institusionaliyah, tentu menjadi panutan ormas-ormas Islam lain meskipun secara hierarki, ormas-ormas Islam memiliki otonomi,” ujar Chriswanto Santoso.
Seluruh ormas Islam termasuk LDII, menurut Chriswanto, melihat konsolidasi para ulama dalam Munas tersebut mencerminkan suasana yang penuh kedamaian, sehingga kontribusi kepada bangsa dan negara menjadi jelas, dan menjadi tuntunan ormas Islam lainnya.
Chriswanto sangat mendukung pernyataan Ketua MUI 2015-2020 KH Ma’ruf Amin yang juga Wakil Presiden, bahwa MUI tetap mengambil kebijakan Islam Washatiyah atau Islam moderat.
“Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk agama Islam, tapi tak menjadikan Islam sebagai hal yang dominan. Sebagai penghormatan terhadap keberagaman, umat beragama lain harus merasa terayomi hidup di Indonesia. Di sinilah pentingnya Islam Washatiyah,” ujar Chriswanto Santoso, di sela-sela Munas MUI, Kamis (26/11).
Ia menegaskan konsep Islam Washatoniyah harus terus dikedepankan, sehingga umat agama lain merasa terayomi.
“Namun terkait akidah dan ubudiyah harus tetap dijaga. Jangan sampai umat Islam lemah dalam urusan dua hal itu. Dengan demikian, meskipun Islam merupakan agama mayoritas, namu tetap menjamin hidupnya keberagaman di negeri ini,” kata dua.
Sebelumnya, pada saat peresmian Munas X MUI, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pemerintah terus mendukung penuh ikhtiar MUI dalam mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin di dalam masyarakat yang majemuk.
Menurut Presiden, corak ke-Islaman di Indonesia identik dengan pendekatan dakwah kultural yang persuasif dan damai, tidak menebarkan kebencian, serta jauh dari karakter ekstrim dan merasa benar sendiri.
Menurut Jokowi, ini menunjukan semangat dakwah keislaman yang merangkul semua umat.