PADANG – Pencapaian kafilah Sumbar pada MTQ 2018 di Medan tidak mencapai target. Sumbar tidak masuk sepuluh besar dari target lima besar yang ditetapkan.
Sumbar memperoleh dua medali, satu emas dari cabang Musabaqah Maqalah Quran (MMQ) atas nama Astuti Mairinda.
Sedang medali emas di peroleh dari cabang Tilawah Dewasa Putri atas nama Annsi’ul Malikha. Perolehan itu turun dari perolehan medali MTQ di Lombok, Sumbar meraih dua emas tiga perak.
Urutan sepuluh besar MTQ 2018 Medan, juara umum DKI, juara dua Banten, juara tiga Sumut, keempat Kepri. Kemudian, kelima Jatim, keenam Riau dan Jabar, ketukuh Aceh, kedelapan Yogjakarta, kesembilqn NTB dan kesepuluh Kalimantan Selatan.
Menyikapi ini, Ketua LPTQ Sumbar, Damri Tanjung menilai kelemahan Sumbar karena minimnya waktu pembinaan. Kekurangan itu karena implikasi atas keterbatasan anggaran pembinaan.
“Kalau potensi kita banyak, dari nilai penyisihan anak kita tidak ada yang jeblok, hanya saja kurang matang, jadi nilainya masih sepuluh besar,”katanya.
Menurutnya, jika dibanding dengan daerah lain, Sumbar jauh minim dari anggaran pembinaan.
“Kami di LPTQ itu hanya ada anggaran Rp500 juta, sedangkan anggaran pembinaan agama Islam di Pemprov hanya Rp8 miliar. Jumlah itu turun drastis dari sebelumnya Rp14 miliar,”ungkapnya.
Sementara daerah lain menyediakan anggaran sampai Rp40 miliar. “Contohnya tuan rumah, mereka membina anaknya tiga bulan pemusatan latihan jelang MTQ, kita hanya lima kali dalam bentuk parsial,”ulasnya.
Senada dengan itu, Kepala Biro Bina Mental dan Kesra Setdaprov Sumbar, Ifrah melalui Kabag Bintal mengatakan pihaknya membutuhkan pembinaan yang panjang berkelanjutan untuk membina qori/qoriah.
“Kita sangat terbatas anggarannya,”sebutnya. (yose)