PAYAKUMBUH-Tidak hanya pendidikan formal saja, Pemko Payakumbuh juga melakukan pembenahan untuk tenaga pengajar Alquran di Payakumbuh, melalui program Dauroh Tahsin yang sudah mulai digelar sejak awal tahun 2021. Mengingat pendidikan non formal ini masih kurang mendapatkan perhatian, sementara peranya sangat strategis di tengah masyarakat. Apalagi di tengah wabah pandemi Covid-19 seperti saat sekarang ini. Karena itu Pemko Payakumbuh memberikan pembekalan disegala sektor untuk guru-guru TPQ dan MDTA di kota itu.
Kabag Kesra Setdako Payakumbuh Ulfakhri, kepada wartawan, Senin (15/2), mengatakan, seperti diketahui saat ini, selama pembelajaran tidak dilakukan dengan tatap muka di sekolah. Pembentukan karakter anak-anak yang dilakukan melalui pembiasaan aktivitas keagamaan, mulai terkikis dari perilaku keseharian anak didik, karena berkurangnya pengawasan langsung dari guru dan orang tua di rumah.
Untuk mengantisipasi itu semua, salah satu kuncinya dengan pendekatan dari segi agama. Dimana setiap masjid di Payakumbuh ini sebenarnya bisa mengembalikan itu melalui pendidikan agama. Namun hal itu belum bisa mendapatkan peran yang maksimal, dikarenakan banyak faktor yang menghambat. Salah satunya adalah minimnya perhatian masyarakat dan orang tua terhadap TPQ dan MDTA.
“Syukur selama ini masih ada yang mau mengajarkan anak-anak kita mengaji, walaupun hanya dengan kemampuan terbatas. Karena itulah Pemko Payakumbuh melalui Dauroh Tahsin ini akan memoles dan mempertajam bacaan dan pengetahuan guru-guru TPQ yang ada di kota kita ini. Supaya nantinya yang diajarkan jauh lebih baik lagi tanpa harus mengganti tenaga pengajarnya,” ujarnya.
Ulfakhri menyebut, dengan Dauroh Tahsin ini diharapkan bisa memperbaiki dan mempertajam dari segala sisi teknik tenaga pengajar. Seperti teknik membaca Alquran, teknik pembelajaran atau metode pembelajaran serta kelembagaan dari suatu MDTA, mengingat selama ini metode pembelajarannya belum tertata dengan baik. “Walaupun ini hanya pendidikan non formal, tapi kita ingin pendidikan yang diberikan di MDTA itu terencana seperti di sekolah formal. Sehingga apa yang didapatkan oleh anak-anak kita itu bisa sesuai dengan target dan harapan,” tambahnya.
Untuk lebih suksesnya kegiatan ini, Ulfakhri mengatakan akan menggandeng SD IT Mutiara Hati dan Metode Tes Kota Payakumbuh, agar hasil yang didapat oleh tenaga pendidik di MDTA lebih berkualitas dan terarah. Kabag Kesra mengakui, sebenarnya dengan metode pelatihan ini cukup dengan empat kali pertemuan peserta sudah bisa mengaplikasikannya di MDTA tempat mereka mengajar. Tapi karena semangat yang begitu luar biasa dan rata-rata peserta merasa ilmunya belum cukup, makanya pembinaan masih berlangsung sampai sekarang.
“Untuk pemateri kita mendatangkan ahlinya untuk masing-masing tahsin, seperti di tahsin Alquran diajarkan oleh Fahrul Husmi dari Widya Iswara Balai Diklat Keagamaan Kemenag RI yang juga dosen STAIDA Payakumbuh, Tahsin Pembelajaran Herlina Rasyid guru agama SMA Negeri 1 Bukittinggi yang cukup melek dengan metode berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dan untuk pembelajaran Kurikulum diajarkan oleh Refmayeti mantan pengawas di Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh,” pungkasnya. 207