PADANG-Hingga kemarin Kamis (18/10) total bantuan yang sudah disalurkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menyalurkan sekitar Rp57 miliar pada korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Bantuan tersebut berasal dari 28 badan usaha dalam bentuk Bantuan Sosial Sinergi BUMN.
BUMN itu yakni, Telkom, BRI, Mandiri, BTN, PLN, Pupuk Indonesia, Bandha Gara Reksa, Taspen, Adhi Karya, Hutama Karya, Bukit Asam, Pertamina, Wijaya Karya, BNI 46, TWC, Angkasa Pura I, Jamkrindo, PTPN Holding, Surveyor Indonesia, PT KAI, Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, Pelindo III, Semen Baturaja, INKA, Dahana, PT PAL, Pindad dan HIN.
Bantuan tersebut disalurkan dalam berbagai bentuk. Diantaranya, bantuan langsung dan kebutuhan korban bencana. Selain itu juga infrastruktur sementara. Terakhirnya, BUMN mulai bersinergi membangun Rumah Ramah Gempa (RRG).
Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN Hambra Samal mengatakan, untuk tahap awal PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) membangun sebanyak 400 unit RRG di Desa Lolu dan Desa Sibalaya yang terletak di Kabupaten Sigi.
“Hasil peninjauan Menteri BUMN Ibu Rini Soemarno ke lokasi, diketahui masyarakat sangat memerlukan hunian yang layak untuk berlindung serta fasilitas MCK, air bersih dan lainnya. Maka dari itu, BNI dan Mandiri bergerak cepat dalam menyediakan kebutuhan tersebut,” kata Hambra.
Hambra menambahkan, selain membangun hunian sementara, sinergi BUMN juga turut membangunkan toilet dan sarana air bersih dibeberapa tempat guna memenuhi kebutuhan dasar para korban.
Selain itu, lanjut Hambra, layanan BUMN pada sektor energi (listrik dan BBM), telekomunikasi dan perbankan di Sulawesi Tengah juga telah pulih kembali. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) misalnya, telah berhasil memulihkan kembali sistem kelistrikan di 21 titik perekonomian yang ada di sejumlah wilayah Sulawesi Tengah yang terdampak bencana gempa dan tsunami. Selain titik perekonomian, listrik PLN juga telah menjangkau sejumlah pelanggan prioritas diantaranya 17 perkantoran Pemerintahan dan TNI/Polri, 2 PDAM, 8 Rumah Sakit, 9 masjid dan 7 Gereja.
“Pulihnya sistem kelistrikan juga selalu diikuti dengan pemulihan layanan lainnya, seperti telekomunikasi, perbankan, hingga BBM. Langkah cepat yang dilakukan BUMN untuk pemulihan Sulawesi Tengah cukup efektif, dan perlahan roda perekonomian pun bisa kembali berputar,” jelas Hambra.
Menurutnya, pemulihan Sulawesi Tengah juga bisa berjalan cepat berkat adanya sinergi antara BUMN dengan TNI, Polri, BNPB serta seluruh pihak yang terlibat dalam proses pemulihan. Sinergi ini dinilai efektif dalam percepatan pemulihan energi dan telekomunikasi.
Berikut Perkembangan Pemulihan layanan BUMN di Sulawesi Tengah sampai dengan 17 Oktober 2018
Layanan Telekomunikasi, pemulihan Site BTS sudah mencapai 98,76 Persen. Layanan Telkom Backbone dan Metro sudah 100 Persen.
Layanan Kelistrikan, sistem kelistrikan di Sulawesi Tengah telah pulih 100 Persen.Tujuh Gardu Induk yang ada, telah beroperasi seluruhnya. Didukung dengan 2.049 gardu distribusi yang telah beroperasi. Sebanyak 45 penyulang telah pulih 100 Persen. Sebesar 101 MW Daya tersedia untuk Palu. Saat ini beban puncak sistem Sulteng sebesar 81,72 MW. Sebanyak 68 unit genset PLN telah didistribusikan dan beroperasi di daerah Palu, Donggala dan Sigi.
“Listrik PLN telah berhasil menjangkau sejumlah pelanggan prioritas diantaranya 17 perkantoran Pemerintahan dan TNI/Polri, 2 PDAM, 11 SPBU, 8 Rumah Sakit, 21 titik ekonomi Palu, 9 Masjid dan 7 Gereja,” katanya.