PADANG – Founder dan pemilik Batik Lumpo Novia Hertini membantah pihaknya terkait dengan pengadaan hand sanitizer yang menjadi temuan dan Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar.
Hal itu diungkapkannya kepada sejumlah media, Rabu (24/2) malam, menyikapi namanya yang dikait-kaitkan dengan dugaan penyelewengan pengadaan hand sanitizer di BPBD Sumbar untuk penanggulangan darurat bencana COVID-19 tahun 2020 lalu.
Air mata terlihat menggenang di pelupuk mata Novia Hertini, sang Founder Batik Lumpo. Kesedihan mendalam, sangat jelas tergurat dari raut wajahnya meski mulut dan hidungnya ditutupi masker.
Wanita berkacamata ini sedih, sekaligus kecewa. Karena, namanya dikait-kaitkan dengan dugaan penyelewengan pengadaan hand sanitizer di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar.
“Batik Lumpo tidak pernah bersentuhan dengan pengadaan hand sanitizer. Pihak kami hanya memasok Alat Pelindung Diri (APD). Itupun bukan atas nama Batik Lumpo, namun perusahaan lain yang memang atas nama saya. Dan pengadaan APD tidak ada permasalahan dan tidak menjadi temuan dalam LHP BPK,” kata Novia.
Dia menyatakan, sedikitpun dan sama sekali tak pernah bersentuhan dengan yang namanya pengadaan hand sanitizer. Namun entah kenapa, tiba-tiba namanya muncul dalam pemberitaan di media yang sumbernya dari anggota Panitia Khusus (Pansus) DPRD Sumbar dan BPBD Sumbar.
“Bak petir di siang bolong, saat saya dapat kabar dari teman-teman wartawan, nama Batik Lumpo diberitakan masuk dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK RI untuk pengadaan hand sanitizer dalam penanganan darurat bencana COVID-19,” ungkap wanita peraih Anugerah Upakarti dari Presiden pada 2020 itu.
Pendiri Asosiasi Pengusaha Perancang Mode (APPMI) Sumbar itu mengungkapkan pemberitaan itu jelas menyentak batin wanita yang mengawali karirnya di bidang fashion, sekaligus bergerak dalam pembinaan UMKM serta pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga.
Bahkan, pemberitaan tersebut jelas berpotensi mencemarkan nama baiknya sebagai pengusaha Batik Lumpo yang meraih anugerah dari Presiden RI.
Namun begitu, dia hanya memilih untuk meluruskan dan mengklarifikasi pemberitaan tersebut dan dia lebih memilih memaafkan pihak-pihak yang berkaitan dengan pemberitaan tersebut, atau pihak-pihak yang menyebut namanya terlibat dalam pengadaan hand sanitizer yang kini tengah ditangani oleh Pansus DPRD Sumbar.
“Sedikitpun saya tak berniat untuk membalas atau melaporkan ke jalur hukum karena dugaan mencemarkan nama baiknya. Saya lebih memilih meluruskannya dan mendoakan pihak-pihak yang menyebut nama saya sebagai orang yang turut terlibat dalam pengadaan hand sanitizer itu, selalu dalam lindungan dan mendapat safaat dari Allah,” ucap Novia, desainer yang konsisten mengembangkan Batik Lumpo. (benk)