PADANG – Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit heran, Sumbar masuk dalam tiga daerah paling rawan konflik dalam pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2019. Karena kondisi itu berbanding terbalik dengan kondisi Sumbar hingga saat ini masih tenang-tenang saja.
Untuk itu, Nasrul Abit menjalin komunikasi dengan Kepala Kepolisian Daerah Sumbar terkait posisi Sumbar tersebut Rabu (24/10) di Mapolda Sumbar.
“Kita sudah koordinasi dengan Polda Sumbar, terkait dengan persiapan pemilu,”sebutnya kemarin, Rabu (24/10).
Dikatakannya, Kapolda Sumbar juga sedang berupaya mengklarifikasi terkait indikator Sumbar sebagai daerah rawan pemilu. Karena, hasil kajian Bawaslu RI tersebut berbeda dengan kondisi lapangan.
“Kita heran juga, apa dasarnya menyatakan Sumbar daerah nomor tiga rawan pemilu, sementara selama ini kita di Sumbar aman-aman saja,”sebutnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kemendagri, Hadi Prabowo menyebut, Sumatera Barat masuk tiga besar provinsi dengan tingkat kerawanan tertinggi dalam Pileg dan Pilpres 2019 nanti. Yang tertinggi adalah Provinsi Papua Barat dengan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) 52,83 persen, kedua Yogyakarta dengan 52,83 persen dan Sumbar dengan 51,21 persen.
Disampaikannya, selain terkait dengan posisi Sumbar tiga besar rawan pemilu, dalam rapat koordinasi tersebut juga mempersiapkan bersama-sama, megamankan pemilu. Termasuk tahapan-tahapannya, seperti penetapan pemilih yang sudah final.
Kemudian untuk pelanggaran pemilu Bawaslu hendaknya berkoordinasi dengan Penegakan Hukum Terpadu Pemilihan Umum (Gakumdu).
Diungkapkannya, kabupaten/kota di Sumbar yang diperkirakan rawan, yakni Pesisir Selatan, Pasaman Barat dan Kota Payakumbuh. (yose)