JAKARTA – Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Biak Numfor, Papua, kian menunjukkan hasil positif.
Ketua DPRD Kabupaten Biak Numfor, Milka Rumaropen menilai pengiriman perdana 17 ton ikan pelagis kecil ke pasar domestik menjadi tonggak kebangkitan industri perikanan daerah yang terletak di kawasan Teluk Cenderawasih tersebut.
Terlebih pengiriman tersebut dilakukan oleh unit usaha berbentuk koperasi yang terdapat di area SKPT.
“Kita apresiasi kehadiran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui program SKPT sehingga pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Biak Numfor dapat tumbuh dan berkembang,” kata Milka saat pengiriman ikan perdana, Sabtu lalu.
Adapun komoditas yang berhasil menjangkau pasar domestik ialah ikan baby tuna, cakalang, layang, deho dan ikan jenis lainnya.
Manajer Koperasi Syaloom, Godlief menyebut pengiriman dilakukan melalui KM Tanto Surya Voy 252 atau tol laut yang telah diresmikan Kementerian Perhubungan pada 2020 lalu.
“Pengiriman ikan dengan reefeer container berjumlah 17 ton atau 1 kontainer,” terang Godlief.
Sementara Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Artati Widiarti mengaku bangga dengan adanya kegiatan ini.
Menurutnya, program SKPT Biak Numfor bisa terlaksana dengan baik berkat sinergitas seluruh stakeholder. KKP, kata Artati, juga membangun Integrated Cold Storage (ICS) dan telah diserahterimakan ke Pemda Biak Numfor.
“ICS berkapasitas 200 ton memiliki cold storage 2 unit, masing-masing berkapasitas 100 ton dan ABF sebanyak 2 unit masing-masing berkapasitas 5 ton,” terang Artati di Jakarta, Kamis (18/3/2021).
ICS tersebut kemudian dikelola oleh koperasi lokal, yaitu Koperasi Syaloom dan menyerap 16 tenaga kerja yang mayoritas orang asli Papua.
Sebelum pengiriman ikan perdana dilakukan, produk ikan beku yang dihasilkan ICS ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hotel, restoran dan rumah makan di kota Biak.