BUKITTINGGI – Pekikan histeris dari ribuan pengunjung, terutama sekali para kaum hawa pecah di malam pembukaan TdS 2018 di Lapangan Kantin, Sabtu (3/11) malam.
Meski, gerimis turun di kota wisata itu, namun tak menyurutkan semangat warga kota yang rela menghabiskan waktu di lapangan tersebut.
Teriakan dan yel-yel “Opa, opa, opa,” yang berarti kakak terus membahana. Terlebih lagi, disaat kontingen Tim Sepeda Korea menaiki panggung, yang disambut gegap-gempita pengunjung. Dari 21 tim yang terdiri dari 16 tim internasional dan lima tim nasional itu,
Tim Korea menjadi idola. Ini lantaran adanya satu wanita cantik, mata sipit nan berkulit bersih, mengibaratkan film drama di negaranya. Kehadiran tim ini mampu membuat rasa rindu penonton akan sosok artis Korea yang terkenal dengan sinetron cintanya.
Usai perkenalan, pembawa acara pun memanggil tim pebalap sepeda lainnya.
Sebelumnya, Staf Ahli Kementrian Pariwisata RI Bidang Multikultural, sekaligus Ketua Pelaksana 100 CEO Calender Of Event 2018, Esthy Reko Astuti, meminta kepada seluruh elemen di daerah ini, untuk ikut berpartisipasi guna menyukseskan iven internasional Sport Tourism Tour de Singkarak yang pada tahun ini memasuki tahun ke-10.
Kata Esthy, ajang ini bukan saja menjadi wadah bagi pebalap sepeda untuk meningkatkan kemampuan dan persaingan, namun juga merupakan iven gabungan antara olahraga dan pariwisata.
Ditambahkan, sejak tahun pertama penyelenggaraan hingga saat ini, TdS berjalan sukses. Buktinya, mampu menyedot perhatian publik.
Ia menyebutkan, Kementrian Pariwisata mengapresiasi lantaran sangat konsisten, begitu juga adanya dukungan dari kabupaten dan kota.
“Kita berharap tahun depan dapat diselenggarakan pada pertengahan tahun. Bila perlu TdS bisa dilangsungkan dua kali dalam setahun. Ini harus kita pikirkan,” ujarnya seraya menambahkan usulan ini bisa disampaikan kepada Union Cycliste Internationale (UCI).
Esthy menilai, Sumatera Barat sebenarnya beruntung. Karena banyak atraksi budaya yang luar biasa, termasuk kuliner yang populer. Bahkan, produk alam maupun buatan juga sangat bagus. Dan melalui TDS ke 10 ini, diharapkan potensi kepariwisataan yang dimiliki tersebut, lebih terkenal lagi.
Kebijakan Kemenpar di 2019 mendatang, lanjut dia, melaksanakan insentif. Persoalan akomodasi bisa diselesaikan, Kemenpar tetap mendukung TDS.
“Buktinya TDS turut dipromosikan oleh Kemenpar. Sebagai tuan rumah harus baik menyambut tamu seperti wisatawan, sesuai budaya timur,” tutup Esthy.