JAKARTA – Rencana pemerintah melakukan penyesuaian tarif listrik pada pertengahan tahun seiring pemulihan ekonomi tak semua pengusaha sepakat.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai kenaikan tarif listrik sangat tidak tepat untuk diterapkan di tengah pemulihan ekonomi.
Menurut Hariyadi, pemerintah seharusnya meringankan beban ekonomi, bukan menambah beban baru.“Di dalam situasi ini yang kita butuhkan adalah biaya yang bisa diringankan. Salah satunya itu yang paling vital adalah listrik, karena semua sektor pasti menggunakan listrik. Jadi, kalau ini dinaikkan tentu akan jadi beban baru,” ujarnya dalam acara Market Review IDX Channel, Selasa (13/4/2021).
Dia mengatakan, listrik menjadi salah satu komponen biaya yang signifikan dalam produksi. Dengan begitu, saat tarif naik di tengah kapasitas produksi rendah, maka beban yang harus ditanggung sangat besar.
“Contohnya kalau untuk sektor lembaran kaca itu (biaya listrik) bisa sampai 28 persen. Di sektor hotel bisa sampai sekitar 25 persen, lalu kalau di sektor baja itu bahkan lebih dari 40 persen, Jadi itu signifikan sekali. Dan menurut pandangan kami memang tidak tepat kalau dinaikkan pada posisi yang seperti ini,” tuturnya.
Hariyadi mengklaim, stimulus yang digelontorkan pemerintah untuk perusahaan belum terlalu dirasakan. Sejauh ini, beban pelaku usaha yang berkurang masih sedikit.
“Misalnya untuk biaya modal, bunganya aja itu kan sebetulnya tidak turun tapi dipindah di belakang. Pindah pada waktu tertentu misalnya satu atau dua tahun lebih, tapi tetap cost-nya akan seperti itu,” kata Hariyadi. (mat)
Artikel ini telah tayang di sulut.inews.id dengan judul ” Tarif Listrik Akan Naik, Apindo Nilai Sangat Tidak Tepat