LUBUK BASUNG – Wali Nagari Koto Tinggi Kecamatan Baso, Agam, Geginda Pakiah Pamuncak mengajak petani menerapkan sistem pola tanaman tumpang sari dengan konsep pengembangan kawasan hortikultura akan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat tani.
Geginda Pakiah Pamuncak, Minggu (25/4) menjelaskan, dengan sistem pola tanam tumpang sari manfaatnya seperti cuki duo nokang, artinya panen tidak hanya satu komoditi.
“Semisalnya, panen sayur caisin (sayur manis) dengan umur pendek bisa untuk biaya operasional, pupuk, mulsa, dan racun, sedangkan panen, tomat dan cabai dapat menutupi biaya mengolah lahan dan bibit, sisanya untuk biaya hidup serta dapat ditabungkan. Pengembangan pola tanam hortikultura bisa ditata sedemikian rupa, agar mampu menjawab tantangan dan peluang mengisi permintaan pasar,” kata Geginda Pakiah Pamuncak.
Sementara, Irwandra Mak Dang Sikumbang, Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Saiyo Sarasaki Koto Gadang Kecamatan Baso membenarkan, dengan penerapan pola tanam tumpang sari hortikultura cukup mengasikan, sebab dalam satu bidang garapan (lahan) pertanian dapat dipanen tiga komoditi, seperti tanaman sayur caisin (sayur manis), tomat dan cabai panennya secara bergilir.
Koto Tinggi dan Nagari Persiapan Koto Gadang merupakan salah satu Nagari di Baso, terletak di lereng gunung Marapi berhawa sejuk. Masyarakat di dua nagari itu pada umumnya bekerja sebagai petani hortikultura dan kebun jeruk. (Kasnadi)