PADANG-Jelang Lebaran, angka positif Covid-19 di Sumbar terus naik tajam. Kamis (6/5) tercatat sebanyak 417 orang yang positif tertular virus menular tersebut.
“Angka pasien positif hari ini (kemarin-red) meningkat tajam dari hari-hari sebelumnya,” terang Juru Bicara Gugus Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal, Kamis (6/5).
Dijelaskannya, 417 warga Sumbar yang positif Covid-19 tersebut berasal dari 19 kabupate/kota. Terbanyak dari Padang sebagai ibukota provinsi dengan jumlah kasus 136 orang, Kota Padang Panjang 10 orang, Kota Bukittinggi (24), Kota Payakumbuah (24), Kota Solok (12), Kota Sawahlunto (2), Kota Pariaman (4), Kabupaten Pasaman (1), Kabupaten Padang Pariaman (4), Kabupaten Agam (32), Kabupaten Limopuluah Kota (28), Kabupaten Solok (10), Kabupaten Tanah Datar (78), Kabupaten Sijunjuang (14), Kabupaten Pesisir Selatan (6), Kabupaten Kep. Metawai (3), Kabupaten Pasaman Barat (6), Kabupaten Dharmasraya (13) dan Kabupaten Solok Selatan 10 orang.
“Pasien positif Covid-19 yang meninggal juga naik dari angka sebelumnya. Rabu lalu uang meninggal 5 orang kini 10 orang,” terang Jasman.
Pasien positif yang meninggal berasal dari Kota Padang 3 orang, Kota Pariaman (1), Kota Bukittinggi (1), Kabupaten Tanah Datar (1), Kabupaten Solok Selatan (1), Kabupaten Pasaman Barat (1), Kabupaten Padang Pariaman (1) dan Kabupaten Limopuluah Kota 1 orang.
“Penambahan angka positif yang naik tajam dan yang meninggal makin banyak harusnya menjadi pembelajaran untuk masyarakat kita. Mari terus disiplin menerapkan prokes di lingkungan masing-masing,” terang Jasman.
Sementara, Ahli Epidemologi Unand, Defriman Djafri menjelaskan terjadi peningkatan tajam kematian Covid-19 dalam 1 bulan terakhir di Sumbar, Case Fatality Rate Covid-19 terhitung dari awal April 2021 sampai awal Mei 2021 = 2.27%, 2.35 kematian per 100.000 penduduk di Sumatera Barat. Kecenderungan laju kematian akan meningkat tajam ke depan.
“Pemerintah, jika ingin akan melindungi masyarakat, ingatlah arti laju kematian. Jangan lagi ada narasi, banyak yang terinfeksi, akan sedikit yang mati. Semoga terketuk hati nurani para pemimpin untuk segera mengantisipasi kenaikan kasus yang tajam. Pandemi tidak mungkin dibasmi tetapi diwujudkan terkendali. Sikap pemimpin menjadi kunci pemegang kendali, yang dibutuhkan saat ini adaptasi dan pemimpin yang punya nyali menentukan sikap peduli,” terang dia.
Sementara, Dr. Farhan Abdullah, manta Dirut SPH, mengatakan para pemimpin di negeri ini hanya sibuk dengan program mereka masing-masing.
“Pemimpin yang tidak peduli dengan masyarakatnya yang lagi susah dan bigung menghadapi Covid 19. Ruang ICU di RSUP M. Djamil hampir tidak bersisa. Kita mau ngomong apa lagi kalau mereka tidak peduli dan bebal,” ujarnya. 107/104