PADANG – Gubernur Mahyeldi Ansharullah meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov Sumbar jangan berkubu-kubu. Terutama blok-blok yang tercipta dari latar belakang pendidikan.
“Saya ingin pegawai Pemprov Sumbar ini jangan berkubu-kubu. Menunjukan ego pribadi dan kelompok. Saya ingin kita kompak, solid atas satu nama. Korpri pegawai republik Indonesia (Korpri),”pinta Mahyeldi pada Apel pagi usai libur lebaran, Senin (17/5) di halaman Kantor Gubernur Sumbar.
Pernyataan itu disampaikannya diawali dengan kejanggalan pada saat ASN menghadiri Apel Pagi. Sejumlah ASN Pemprov Sumbar mengenakan baju dinas kuning biasa, selain itu ada mengenakan baju Korpri warna biru.
“Setiap 17 setiap bulan semua ASN berpakaian Korpri.Kalau belum ada edaran silakan buat edaran, ikuti aturan. Saya lihat banyak juga yang tidak pakai pin ‘Ayo Tolak Gratifikasi’,” kata Mahyeldi.
Kemudian, Mahyeldi meminta semua ASN yang tidak menggunakan baju Korpri menunjuk tangan. Hasilnya hampir setengah dari ASN yang hadir apel, tidak mengenakan baju yang tepat.
“Semuanya tidak pakai. Kan sudah dari saya masuk, apa yang positif semasa pak Irwan tetap akan saya lanjutkan. Seandainya belum ada disempurnakan, saya disempurnakan,”ulasnya.
“Saya tidak mau, maaf pak. Karena sekarang ini seakan-akan, ASN ini berblok-blok. Saya sudah tahu ini isu di provinsi,” katanya.
“Maka untuk itu, pakaiannya Korpri. Ini pinnya, papan namanya. Saya tidak mau latar belakang, Unand buat Unand, Unpad buat Unpad, IPB buat IPB. Cukup ijzah kita masing-masing latar belakang kita. Tidak usah dibuat-buat lainnya,”tegasnya.
Menariknya Penjabat Sekdaprov Sumbar, Benny Warlis juga salah mengenakan pakaian hari itu. Dia mengenakan baju warga kuning biasa. Akibatnya Komisaris Utama Bank Nagari ini juga menjadi sasaran gubernur.
Sehingga Mahyeldi memisahkan Pj Sekretaris Daerah Benny Warlis pada barisan mereka yang tidak mematuhi aturan pakaian dinas.
“Pelanggaran yang mereka lakukan hari ini, ketidakpatuhan mereka, ketidakdisiplinan mereka adalah kesalahan kepada bangsa ini. Kesalahan terhadap negara. Kita digaji oleh negara untuk membiayai hidup sementara kita tidak memberikan yang terbaik pada negara,” katanya.
Dikatakannya, ASN yang disetrap tersebut diminta untuk menyadari kesalahannya. Namun secara aturan akan tetap diproses. (yose)