PULAU PUNJUNG – Pasca Idul Fitri, harga sayur di pasar tradisonal Nagari IV Koto Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya naik. Sayur yang mengalami kenaikan tersebut berupa, timun dari harga Rp7 ribu perkilo naik menjadi Rp12 ribu, tomat dari Rp5 ribu naik menjadi Rp10 ribu perkilo, sawi pangsit Rp6 ribu naik menjadi Rp12 perkilo, kentang dari Rp10 ribu naik menjadi Rp12 ribu perkilo, terong Rp6 ribu menjadi Rp8 ribu perkilo.
Sementara harga bawang merah tetap satabil Rp20 ribu perkilo, cabai merah Rp30 ribu perkilo, kol Rp5 ribu perkilo. Kemudian seledri, daun singkong, bayam, kangkung, brokoli dan jenis lainnya relatif stabil.
“Kenaikan sejumlah sayur mayur ini dipicu oleh kenaikan harga di tingkat petani. Jika ditingkat petani naik, kita sebagai pengecer juga harus menaikkan harga. Namanya juga orang dagang harus ada untung,” ungkap salah seorang pedagang di pasar tradisonal Nagari IV Koto Pulau Punjung, Kecamatan Pulau Punjung, Dharmasraya, Nofri ( 29), Rabu (26/5).
Menurutnya, kenaikan harga sayur tersebut tidak begitu berpengaruh terhadap transaksi jual beli di lapak kaki lima miliknya.
“Alhamdulillah transaksi jual beli saya setiap hari normal normal saja. Para pembeli bisa membeli sayur mayur sesuai kebutuhan, bisa setengah kilogram, bisa seperempat kilogram dan bisa dengan hitungan berapa mereka butuh. Pandai pandai kita dengan konsumen yang penting tidak rugi,” pungkasnya.
Sementara itu salah seorang konsumen, Lily (40) mengaku, turun naik harga sayur mayur ditingkat pengecer merupakan hal biasa. Katanya, kendati harga naik, yang namanya butuh tetap dibeli juga.
“Kita bisa membeli sesuai kebutuhan, artinya tidak harus beli perkilo. Misalnya kita hanya butuh Rp3 atau Rp5 ribu, penjual tetap bisa memberikan sesuai permintaan,” terangnya.
Saat disinggung harga kebutuhan pokok lainnya seperti beras, bawang putih, minyak goreng, gula dan lain sebagainya. Lily mengaku, ada kenaikan namun tidak begitu signifikan.
“Kalau naik adalah, tapi masih ditingkat kewajaran,” pungkasnya. (roni)