PAINAN-Tiga ruangan bangunan utama MTs N. 1 Pesisir Selatan ludes dilalap sijago merah. Kejadian itu begitu cepat, diperkirakan peristiwa tragis itu terjadi sekitar jam 19.30 WIB.
Kepala MTs N.1 Pesisir Selatan , Masni yang berada di lokasi kejadian belum bisa memperkirakan berapa kerugian yang diderita madrasah kebanggaan masyarakat Pesisir Selatan itu.
“Untuk sementara kami tidak bisa memperkirakan berapa kerugian, sebab saat ini tiga ruangan bangunan utama sudah pasti ludes terbakar. Diperkirakan 25 buah komputer dan administrasi penting ikut menjadi abu. Hanya kepada Allah kami menyerahkan segalanya,” jelas Masni di depan puing-puing sisa kebakaran sekolah yang telah dipimpinnya semenjak 2012 itu.
Rupanya Rabu (19/12) merupakan hari terakhir masyarakat Kenagarian Salido melihat bangunan bersejarah itu.
Sebab madrasah ini dulunya bernama PGA 6 tahun. Sedangkan bangunan yang kini terbakar adalah sisa PGA yang sengaja dirawat untuk tidak menghilangkan jejak sejarahnya. Sampai berita ini diturunkan, kerugian yang pasti baru 25 buah komputer ikut hangus bersama tiga bangunan utama.
Nyaris tidak ada administrasi kantor yang bisa diselamatkan. Kejadian menjelang shalat Isya tersebut, membuat warga sekitar tak kuasa melerai gejolak sijago merah. Api makin meninggi dan melambai saat tiupan angin ikut memperburuk keadaan.
Desti (45) warga Salido menyebutkan, mobil pemadam kebakaran datang 25 menit setelah kejadian. “Kami bersama warga lainnya melihat mobil pemadam kebakaran datang hampir setengah jam semenjak kejadian. MTs N 1 ini letaknya sekitar tiga kilometer dari markas mobil Damkar Pesisir Selatan,” sebutnya.
Hampir tiga jam kemudian, dua unit mobil pemadam kebakaran berjibaku menyelamatkan bangunan yang tersisa bersama warga sekitar dan api dapat dijinakkan. Peristiwa tragis ini tak urung juga menjadi tontonan sebagian warga Kecamatan IVJurai Pesisir Selatan .
Sementara itu Ketua Komite MTs N.1 Pesisir Selatan, Asli Saan di lokasi kejadian menjelaskan. “Proses kegiatan warga belajar akan tetap dilaksanakan karena sebagian besar ruangan belajar dapat diselamatkan. Mungkin kegiatan Administrasi bisa dipindahkan dengan catatan, pengadministrasian secara manual.” katanya.
Asli Saan menjelaskan, administrasi manual terpaksa dilakukan karena selain 25 unit komputer yang ikut terbakar juga 15 unit laptop ikut hangus bersama sejumlah dokumen penting lainnya.(man)