PADANG-Meski wabah Covid-19 melanda, Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP M. Djamil Padang terus saja mengupdate ilmu pada rekan sejawatnya lewat Pertemuan Ilmiah Berkala (PIB) ke 21. Pertemuan ilmiah itu berlangsung secara daring guna memutus mata rantai penularan virus berbahaya tersebut.
“Ilmu kedokter harus selalu update dalam situasi apa pun. Termasuk saat pandemi ini. Kami terus berbagi ilmu kepada teman sejawat,” kata Ketua Pelaksana PIB ke-21, DR. dr. Harnavi Harun,SpPD-KGH, saat konferensi pers yang berlangsung Jumat (11/6).
Disebutkannya, PIB akan berlangsung selama empat hari secara berkala. Mengingat banyaknya peserta yang ikut dalam PIB yang menggunakan fasilitas zoom metting tersebut. PIB berlangsung pada 12-13 Juni dan 19-20 Juni 2021.
“Hingga hari ini (kemarin-red) sudah 1500 orang yang mendaftar. Mereka tidak saja berasal dari pulau Sumatera tapi juga pulau Jawa,” sebut Harnavi.
Pada PIB kali ini kata Harnavi simposium bagi peserta diselenggarakan sebanyak 15 kali. Jumlah itu jauh lebih banyak dibanding ketika kondisi normal. Selain itu PIB di tengah pandemi ini gratis tanpa dipungut biaya, beda dibanding sebelum wabah melanda.
“Saat pertemuan ilmiah para pemateri yang terdiri dari para guru besar, doktor, konsultan akan bicara tentang ilmu terbaru di bidang masing-masing. Artinya selalu ada pembaharuan untuk pengobatan dan pelayanan bagi pasien,” sebut Harnavi lebih jauh.
Semua topik yang dibahas pemateri adalah topik ilmiah terkini di bidang penyakit dalam yang sering ditemui dalam praktik sehari-hari. Termasuk tentang pandemi Covid-19 yang masih melanda.
Ketua Bagian Penyakit Dalam RSUP M. Djamil DR. dr. Nadjirman, SpPD-KR K, menjelaskan PIB merupakan kegiatan rutin Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP M. DJamil Padang dengan Fakultas Kedokteran Unand. PIB sangat diminati para dokter khususnya dokter umum yang bekerja di layanan primer.
Ketua PAPDI Sumatra Barat, dr. Akmal M. Hanif, SpPD-KKV mengatakan Bagian Ilmu Penyakit Dalam selalu berkomitmen dalam mengupdate ilmu dan berbagi kepada sejawat.
“Kami memberikan ilmu terbaru kepada sejawat dan harapannya mereka juga memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Dokter itu harus memberikan pelayanan sesuai ilmu terbaru mereka,” terang dia.
Meski demikian, tak dipungkirinya tidak semua dokter pula yang bisa mengaplikasikan ilmu terbarunya di lapangan. Sebab terkendala berbagai banyak hal. Misal kurangnya ketersediaan obat, peralatan medis dan lainnya.
PIB ke -21 ini mendatangkan pakar biologi melekuler terkemuka di Indonesia dan dunia, yakni Drs. Andi Wijaya. Andi akan menjadi pemateri kuliah umum dan diskusi khusus.
Turut hadir dalam konferensi pers tersebutdr. Deka Viotra,SpPD-KGH
dr. Roza Kurniati,SpPD-KP dan dokter muda lainnya. 107