PARIK MALINTANG – Abrasi masih mengancam pemukiman warga di Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakih, Padang Pariaman. Belasan warung di obyek wisata itu kini tampak sudah sangat dekat dengan bibir pantai.
Kondisi terparah akibat abrasi berada di pantai bagian utara Ulakan. Sementara dibagian selatan yang tadi padat penduduk, sudah aman. Tidak lagi diamuk gelombang karena telah dipasang batu grib untuk pemecah ombak.
Menurut masyarakat setempat, abrasi sudah terjadi sejak lama. Telah lebih setahun dan, dalam kurun waktu itu bibir pantai sepanjang kurang lebih dua kilometer tersebut sudah tergerus sekitar 100 meter.
“Bayangkan, pak. Tadinya ada banyak pohon cemara di pantai ini. Ada berbaris-baris. Kini tinggal satu, dua baris. Jadi sudah pada tumbang dihantam gelombang,” ujar Yuli, salah seorang pemilik warung.
Kepada wartawan, Yuli, tadinya mengaku menyewa warung di pantai sebelah selatan. Warung milikya dan puluhan warung yang lain, bahkan juga rumah warga, telah hancur dihantam abrasi.
Sekarang, warung sewaan Yuli yang baru juga sudah terancam. Jika tidak cepat diatasi, mungkin dalam minggu ini warung nasinya itupun terbang ke dasar laut.
Tak hanya Yuli, masih ada warung-warung yang lain yang turut terancam abrasi. Bahkan, bukan tidak mungkin, pengikisan pantai akibat air laut itu bisa sampai ke pemukiman warga.
Perlu kelanjutan
Kepala BPBDPadang Pariaman, Budi Mulya, Kamis (18/7) malam, membenarkan tentang abrasi di pantai Ulakan tersebut. Dia menyebutkan bahwa pemerinta masih mengupayakan dana buat kelanjutan penanganan abrasi tersebut.
Budi mengatakan, BPBD telah mengkoordinasikan soal penanganan abrasi pantai Ulakan itu dengan pihak terkait, yaitu Dinas PU.
“Kita telah meminta Dinas PU agar mengkoordinasikan soal penanganan abrasi itu dengan pihak Balai Wulayah Sungai Sumatera V,” katanya. (dharmansyah)