Oleh: Riza Falepi
Sebelumnya, izinkan saya mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah kepada seluruh masyarakat Payakumbuh, Taqobal Allahu Minna Waminkum. Terkait adanya pemberitaan yang menyebutkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Payakumbuh hanya sebatas di atas kertas saja, saya nilai itu tidak benar. Hal ini dinilai seakan tidak menganggap usaha yang telah dilakukan Tim Gugus Tugas Covid-19 Payakumbuh.
Saya melihat yang bicara kegagalan PSBB di Payakumbuh ini cuma media corong dari seseorang saja. Karena saya melihat media lain terlihat netral-netral saja. Tapi kalau iya gagal, juga tak jelas indikasi bahkan dibanding daerah lain jauh lebih banyak kita berbuat. Mereka iri dengan kerja kita dan merasa perlu dibikin citra negatif.
Diakui, memang tidak semuanya juga baik. Tapi memang ada kelemahan PSBB di pasar, namun bukan tidak menjadi bahan pikiran untuk diselesaikan. Malahan kita menyampaikan, kalau di daerah lain bisa dicek pasarnya, lebih parah. Di kita, semua orang wajib pakai masker ke pasar. Sosial distancing relatif ada, serta kesadaran cuci tangan ada. Tapi sama media yang menyerang itu kejadian demikian di pasar tidak disorot. Parkir ramai-ramai di pasar ndak bisa di bilang kegagalan, tapi perlu diperbaiki iya.
Kita bisa memaklumi saja karena mau Lebaran. Ditambah lagi dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) baru dibagikan. Cuman semua yang masuk pasar tetap kita kawal agar memakai masker, jaga jarak dan cuci tangan di tempat yang telah kita sediakan dan juga diperiksa suhunya ketika masuk pasar.
Terkait dengan adanya clash atau pertentangan dengan pedagang dan pengunjung di pasar akibat penerapan PSBB di Payakumbuh, adalah bentuk reaksi dari penegakan aturan dan ini diselesaikan saja dengan sebaik baiknya. Itu tandanya PSBB sedang berjalan, pasti ada pro kontra. Disamping itu, saat ini kasus positif Corona di Payakumbuh sudah mengalami penurunan dan tak ada penambahan dalam beberapa hari ini, warga yang positif berangsur sembuh.
Insya Allah punya peluang kembali ke zona hijau, kalau hal ini bisa dipertahankan dalam beberapa hari ke depan sepanjang tidak ada yang positif. Sudah seminggu kita tetap negatif, sementara yang positif sebagian besar sudah sembuh dan tinggal 2 orang yang insya Allah menuju negatif.
Ini tidak dilihat oleh media yang bersangkutan, PSBB kita bekerja dan berhasil. Padahal di tempat lain bahkan bukti swabnya saja terlalu sedikit dibanding peluang penyebarannya. Bandingkan dengan kita yang telah swab sampai dengan jumlah di atas 1.000 orang untuk keseluruhan Kota Payakumbuh dengan positif 13 orang saja. Mudah-mudahan beberapa hari ke depan bisa negatif semua kembali, namun tetap kita ingatkan protokol Covid-19 tetap dijalankan.
Selain itu, kalau protokol kesehatan tidak diterapkan, kita khawatir terjadi gelombang kedua. Dan biasanya menurut pakar epidemi, jauh lebih parah kalau dilonggarkan protokolnya. Namun, yang lebih bikin kita khawatir adalah seiring dengan berangsurnya Payakumbuh pulih dari Corona, kedatangan warga daerah tetangga yang kasus positifnya sedang naik ke wilayah pasar untuk berbelanja, sangat ditakutkan akan memicu penyebaran dengan klaster baru atau menjadi pemicu wabah gelombang kedua.
Kita lihat dari data, trackingan daerah tetangga kita ini terlalu minim, ini bisa dilihat dari data yamg masuk ke RS Unand, kita tak tahu apakah orang tanpa gejala (OTG) didata atau tidak. Jangan-jangan nanti malah OTG-OTG ini berkeliaran di wilayah kita dan menjadi carrier (pembawa) virus Corona kesini. Bisa muncul kasus baru nanti, jelas epicentrumnya pasar Kota Payakumbuh sebagai titik temu interaksinya.
Selain itu, kita juga menyampaikan apresiasinya kepada TNI, Polri dan Kejaksaan yang saling bahu-membahu bersama Pemko Payakumbuh siang malam, untuk terus bersama-sama memerangi Covid-19 ini. Bahkan sering kami lihat pak kapolres, pak dandim dan pak kajari terjun langsung membenahi berbagai urusan, agar masalah Covid-19 bisa diatasi. Sebuah koordinasi dan kerja tim yang luar biasa, salut saya melihatnya.
Jadi dari berita media saja, kita bisa melihat mana media yang partisan dan pesanan serta mana media yang objektif melihatnya kinerja kita di Gugus Tugas. Kalau media yang partisan jelas ada kepentingan politik di sana, sementara kita harus berpikir bahwa ini adalah persoalan kemanusiaan yang harus kita respon dengan tanggung jawab yang baik dan amanah. Bukan dengan cara-cara politis. Rakyat akan melihat cara kita bekerja mengatasi wabah ini, mereka sudah pintar, percuma juga dipolitisiasi oleh media yang bersangkutan.
Seiring dengan diperketatnya aturan PSBB di Payakumbuh, akan memicu berbagai macam reaksi dari berbagai pihak pula. Hal inilah yang kita rasakan juga perlu diperhatikan dalam berperang melawan Corona. Jadi kita berpesan, jangan dilihat dari satu sisi saja. Sehingga apa yang dikerjakan dianggap sebagai sebuah kegagalan. Karena setiap elemen memiliki perannya dalam mengatasi wabah ini. Jadi janganlah kita sampai membuat polemik, sebaiknya kritik dengan solusi, bukan menyalahkan saja yang pandai. (*)