BATUSANGKAR – Tim gabungan di bawah koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Datar, menyusuri anak sungai yang menjadi biang bencana galodo di Malalo. Ada dua tim yang bergerak di kecuraman lereng perbukitan Patah Gigi tersebut.
Kedua tim penyusur itu bergerak terpisah. Satu tim menelusuri anak sungai Batang Ampuah, satu tim lagi menyisir sungai Batang Nak Hilia. Keduanya berhulu di Bukit Patah Gigi, mengalir melewati lereng-lereng Bukit Patah Gigi, lalu masuk ke perkampungan masyarakat Nagari Padanglaweh Malalo dan Nagari Guguak Malalo untuk kemudian bermuara ke Danau Singkarak.
Menurut Kalaksa BPBD Tanah Datar Thamrin, tim gabungan terdiri dari BPBD, TNI, Polri, masyarakat dan para relawan.
Menurut Thamrin, Rabu (22/1), sepanjang penelusuran tim gabungan tersebut, ditemukan banyak batu-batu berukuran besar di aliran sungai. Ada juga lumpur dan pokok kayu. Tim juga menemukan adanya longsoran baru yang berasal dari dinding tebing Bagang Ampuah yang kemudian membentuk bendungan baru di situ.
“Terbendungnya air itu karena banyaknya kayu, batu besar dan material lainnya. Ini merupakan potensi bencana yang perlu penanganan cepat. Untuk penanganan bendungan baru itu, satu tim lagi didatangkan dengan peralatan lengkap untuk melakukan proses normalisasi,” katanya.
Dikatakan, berangkatnya tim ke hulu sesuai arahan yang disampaikan Gubernur Irwan Prayitno dan Bupati Irdinansyah Tarmizi saat berkoordinasi di lokasi bencana, Jorong Tanjuang Sawah, Nagari Padanglaweh Malalo, Kecamatan Batipuah Selatan.
Menurut Thamrin, setelah mendapatkan gambaran tentang situasi kedua aliran sungai itu, tim akan terus bergerak menelusuri lima anak sungai lagi. “Ada tujuh anak sungai yang berpotensi terjadi bencana susulan. Kita akan survey semuanya,” kata dia.
Sebagaimana diberitakan, bencana galodo atau banjir bandang melanda Nagari Padanglaweh Malalo, Kecamatan Batipuah Selatan, Provinsi Sumatera Barat, Jumat (17/1) sekira pukul 04.25 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Dalam peristiwa itu, delapan bangunan mengalami kerusakan, terdiri dari enam unit rumah penduduk, satu toko perabotan, dan satu unit bengkel sepeda motor.
Kerugian lainnya adalah 15 karung padi siap panen hanyut ke Danau Singkarak, begitu pula dengan 20 karung jagung siap panen, satu unit mobil, satu sepeda motor, dua ekor sapi dan sepuluh ekor kambing dinyatakan terbawa arus hingga ke danau.(Musriadi)