Agam, Opini  

Agam Akan Dapat Pemimpin Yang Lebih Baik.

Oleh : HM.Khudri.

Saya tidak pendukung atau penolak siapa pun calon bupati Agam, saya senang saja melihat Agam maju dan lebih baik, sebaliknya hiba hati saya, kalau negeri ini susah, jalan jalannya rusak, ekonomi masyarakat payah.
Maju tidaknya suatu negara, memang diantaranya ditentukan oleh kualitas pemimpinnya, begitu pula daerah semisal kabupaten Agam.
Menurut saya, Agam adalah daerah sangat potensial untuk pengembangan ekonomi dengan menjadikan kegiatan pariwisata sebagai penggerak ekonomi masyarakat untuk lebih kreatif. Tentu saja prasyarat nya adalah infrastruktur jalan yang representatif dan kembalinya fungsi danau Maninjau sebagai objek wisata utama selain memberdayakan karakter masyarakat yang sadar wisata.

Agam adalah kawasan utama Minangkabau, dalam konsep Darek, Agam adalah salah satu Lunak Nan Tigo, selain Luhak Tanah Data (Luhak Nan Tuo) dan Luhak 50 Koto (Luhak Nan Bonsu). Agam dikenal dengan nama Luhak Nan Tangah. Dalam sejarahnya Luhak Agam menjadi pusat adat dan agama. Mungkin itu pula sebabnya Agam melahirkan banyak orang orang hebat. Dicatat oleh sejarah, dari Agam lahir Proklamator Hatta, H. Agussalim, Syahrir, Rasuna Said, Ilyas Yakub, Nur St Islandar dan buya Hamka.

Siapa tokoh tokoh itu, bagi yang tidak tahu, tanya saja ke google, tapi bagi saya adanya fakta sejarah itu menjadi bukti bahwa Agam itu negeri hebat dan negerinya orang orang hebat.
Kesimpulan itu tentu saja memaksa logika kita untuk mengatakan, seharusnya negeri hebat, negeri yang melahirkan orang orang hebat tentu harus dipimpin pula oleh orang orang hebat, bukan pemimpin biasa biasa saja, apalagi pemimpin “orong”, tidak mampu membawa perubahan. Dulu saja banyak orang hebat lahir di Agam dan menjadi orang hebat di rantau, terkenal di nusantara bahkan tersebut pula di dunia.

Sekarang Agam merindukan orang orang hebat itu untuk memimpin Agam, menjadi bupati dan wakil bupati. Sudah ada 2 pasang orang “hebat” yang sedang ancang ancang untuk dipilih menjadi kepala daerah Agam. Keduanya yaitu pertama, Andri Warman dan Martiaswanto, kedua Beni Warlis dan M.Iqbal. Kedua pasangan ini menurut saya memiliki kualitas berimbang, namun diyakini siapa saja dari dua pasang calon ini terpilih nanti , mereka akan menjadi pemimpin yang lebih baik dengan pemimpin sekarang.

Mengapa demikian? Pendukung AWR jangan marah dulu, sebab tulisan ini tidak akan mengungkapkan sisi lemah Bupati Andriwarman yang sudah jadi bupati lima tahun. AWR memiliki perhatian tinggi terhadap pendidikan dengan program bea siswa dan anak angkatnya, jika dia diberi kesempatan lima tahun ke depan dan dia akan memberikan pula kesempatan yang lebih luas kepada Martiaswanto, wakilnya menggerakkan pemerintahan, maka Insya Allah Agam akan lebih baik nantinya.
Artinya pilhan Martiaswanto oleh Andriwarman sebagai wakilnya adalah pilihan tepat, sebab Martiaswanto adalah aparatur Agam yang memulai karirnya menjadi camat di beberapa kecamatan di Agam, pejabat eselon 2 beberapa kali dan menjadi Sekda di Agam selama 5 tahun lebih dan terakhir menjadi Sekda di kota Bukittinggi, dia juga memiliki jaringan luas dan pengalaman banyak di ke pamongan , itu semua cukup baginya sebagai modal menjadi wakil kepala daerah.

Sedangkan Beni Warlis yang berasal dari Nagari Panampuang, Kabupaten Agam ini memiliki segudang pengalaman. Sebagai birokrat, dia pernah menjabat sebagai Kadis Pertanian Kota Payakumbuh, Asisten 2 Setdako Payakumbuh, Sekda Payakumbuh. Asisten II Setdaprov Sumbar, Pjs. Bupati Agam dan Pj. Sekdaprov Sumbar.
Dari sisi kemasyarakatan, Benni Warlis adalah seorang mubaligh, trainer, motivator dan juga Youtuber Dakwah. Dia juga owner Quran Centre Think Quran dan anggota Tim Fasilitasi Penyelesaian Sengketa Adat Provinsi Sumatra Barat.
Benni Warlis berpasangan dengan Muhammad Iqbal, anggota DPRRI tiga priode. Mampu mempertahankan elektabilitas tiga priode berturut turut, adalah bukti Iqbal putra Bachtiar Chamsyah Mensos Era Gusdur, dia orang hebat. Jika dia bisa membangun harmonisasi dengan Beni Warlis jika terpilih nanti, maka pasangan BW-MI akan menjadi duet hebat untuk mensejahterakan Agam.

Kerja sebagai bupati dan wakil bupati itu tidak lah terlalu berat, sebab hal hal yang rutin seperti pelayanan masyarakat, penyelenggaraan pendidikan dan kesehatan sudah by sistem, ekonomi masyarakat juga sudah bergerak secara alami, keberadaan bupati dan wakil bupati dalam hal itu hanya sebagai kepala daerah saja, kecuali membuat kebijakan kebijakan terobosan untuk meningkatkan kinerja bidang bidang tersebut diatas. Lebih dari itu, keduanya harus memiliki kemampuan untuk mendudukkan para pembantunya, terutama kepala Organisasi Pemerintahan Daerah (OPD) dan strukturnya, pejabat pejabat yang memiliki kemampuan manajemen baik, memiliki jaringan (link) mampu menggerakkan sumberdaya manusia di lingkungan dan kemampuan komunikasi yang optimal.
Bupati dan Wakil Bupati Yang baik itu selain memiliki kemampuan minimal setara OPD diatas, juga mampu menggerakkan dan memimpin kinerja semua OPD dan perangkat pemerintahan daerah hingga jorong, bisa meraih dukungan politik dari semua pihak, mulai dari DPRD kabupaten, propinsi sampai DPRRI, termasuk pers, tokoh masyarakat, dan dukungan pemerintahan pusat terutama dalam kebijakan program pemerintah dan anggaran. Bupati dan wakil bupati begini, bisa menjadikan Agam sebagai kabupaten yang selalu masuk “hitungan” dari Propinsi sampai pusat, menjadikan Agam sebagai Destinasi Wisata Sumbar dengan indikator, jalan jalan utama propinsi yang representatif dan danau Maninjau menjadi Objek Tujuan Wisata (OTW) turis nusantara dan mancanegara, niscaya Agam akan maju dan sejahtera.(Penulis, wartawan senior, wakil ketua PWI Sumbar)
<