“Dengan begitu, para kandidat setidaknya punya waktu empat tahun dari sekarang untuk mensosialisasikan ide dan programnya ke masyarakat. Jangan nanti last minute menjelang pemilu 1 tahun baru calonkan nama A, B, C dan koalisi dengan partai. Itu sangat tidak baik dalam kehidupan demokrasi,” ujarnya.
Kendati demikian, Emrus menilai AHY perlu kerja keras dan memaksimalkan diri jika hendak menjadi calon presiden. Berkaca dari kekalahan di Pilkada DKI 2017 dan hasil suara Partai Demokrat yang menurun di 2019, akan sulit bagi AHY untuk mencalonkan diri dari sisi akseptabilitas. “Tapi, jika dimaksimalkan 4 tahun ini dan menunjukkan gagasan rasional, terukur yang dibutuhkan masyarakat dan bisa digunakan untuk memecahkan persoalan, saya kira bisa mendongkrak akseptabilitas,” pungkas Emrus.
Dihubungi terpisah, Ketua Bidang Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menegaskan AHY tidak pernah menyatakan secara eksplisit siap maju capres 2024 atau menyatakan akan maju capres 2024. “Pernyataan di sejumlah media yang menyatakan AHY siap maju Capres 2024 hanyalah kegenitan media yang memberitakannya,” katanya.
Menurut Ferdinand, AHY hanya menjawab karena wartawan bertanya apakah siap maju Capres 2024. Dan AHY kemudian menjelaskan dirinya terus mempersiapkan diri untuk tugas-tugas apa pun yang nantinya akan diemban atau ditugaskan pada dirinya. “Ini memang soal interpretasi. Tapi yang pasti, Demokrat belum bahas apa pun tentang 2024,” ujarnya.
Capres Partai Demokrat, lanjut Ferdinand belum dibahas sama sekali karena sedang persiapan Kongres, dan AHY sedang mempersiapkan diri untuk meneruskan estafet kepemimpinan Partai Demokrat menggantikan ayahnya yang akan mengurangi intensitas politiknya.
“Capres, kami belum bahas sama sekali karena sedang persiapan Kongres dan AHY sedang mempersiapkan diri untuk meneruskan estafet kepemimpinan Partai Demokrat menggantikan Pak SBY yang akan mengurangi intensitas politiknya,” pungkasnya.